Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa Itu Supersemar? Ini Sejarah Surat Perintah 11 Maret Disertai Isi dan Kontroversinya

Supersemar adalah surat yang diteken Soekarno untuk Soeharto pada 11 Maret 1966. Dalam surat tersebut, terdapat perintah untuk peralihan kekuasaan.

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Sri Juliati
zoom-in Apa Itu Supersemar? Ini Sejarah Surat Perintah 11 Maret Disertai Isi dan Kontroversinya
-/Arsip Kompas
Bung Karno diapit dua jenderal Angkatan Darat, AH Nasution (kiri) dan Soeharto. Ketiganya tertawa lebar saat bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, tahun 1966. 

Jika dirunut, ada tiga kontroversi Supersemar:

Pertama, soal keberadaan naskah asli Supersemar.

Kedua, proses mendapatkan surat tersebut.

Yang terakhir, soal interpretasi yang dilakukan oleh Soeharto.

Dalam diskusi bulanan Penulis Buku Kompas di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah Selatan, Kamis (10/3/2016), Asvi mengatakan, keberadaan naskah otentik Supersemar hingga kini belum diketahui.

Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Asvi Warman Adam, sedang menunggu giliran untuk menjelaskan tentang sejarah bela negara yang telah dilakukan masyarakat Indonesia masa lalu, dalam acara diskusi yang diselenggarakan oleh Forum Senator untuk Rakyat (FSuR), di Restoran Dua Nyonya, Jl. Cikini Raya, Jakarta Pusat, Minggu (1/11/2015). TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Asvi Warman Adam, sedang menunggu giliran untuk menjelaskan tentang sejarah bela negara yang telah dilakukan masyarakat Indonesia masa lalu, dalam acara diskusi yang diselenggarakan oleh Forum Senator untuk Rakyat (FSuR), di Restoran Dua Nyonya, Jl. Cikini Raya, Jakarta Pusat, Minggu (1/11/2015). (TRIBUNNEWS/TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN)

Selain itu, kontroversi berikutnya yakni dikabarkan supersemar diberikan Soekarno dalam situasi tertekan.

Menurut Asvi, sebelum 11 Maret 1966, Soekarno didatangi oleh dua pengusaha utusan Mayjen Alamsjah Ratu Prawiranegara.

Berita Rekomendasi

Kedua pengusaha itu, Hasjim Ning dan Dasaad, datang untuk membujuk Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto.

Akan tetapi, Soekarno menolak, bahkan sempat marah dan melempar asbak.

"Dari situ terlihat ada usaha untuk membujuk dan menekan Soekarno telah dilakukan, kemudian diikuti dengan pengiriman tiga jenderal ke Istana Bogor," ungkap Asvi.

Pada akhirnya, Soeharto menggunakan mandatnya ini untuk melemahkan kekuasaan Soekarno.

(Tribunnews.com, Renald/Shella)(Kompas.com/Nibras Nada Nailufar/Kristian Erdianto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas