Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jaga Ekosistem di Area Tambang Nikel BUMN Tambang Ini Jadi 'Orang Tua Asuh' Burung Junai Emas

Burung endemik Junai Emas termasuk kerabat merpati-merpatian dan memiliki nama latin Columbidae. Burung yang berukuran sekitar 32-35 cm

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Jaga Ekosistem di Area Tambang Nikel BUMN Tambang Ini Jadi 'Orang Tua Asuh' Burung Junai Emas
Dokumen PT Aneka Tambang
Burung Junai Emas di Pulau Jiew, Desa Maliforo, Halmahera Tengah, Maluku Utara. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk atau ANTAM berkomitmen untuk melestarikan burung langka Junai Emas.

Burung endemik Junai Emas termasuk kerabat merpati-merpatian dan memiliki nama latin Columbidae. Burung yang berukuran sekitar 32-35 cm ini gemar bersarang secara ekslusif di pulau-pulau kecil tak berpenghuni, seperti di Pulau Jiew, Desa Maliforo, Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Sebagai bentuk perhatian tersebut, ANTAM Unit Bisnis Pertambangan Nikel Maluku Utara yang beroperasi di Halmahera Timur, Maluku Utara tanggal 16 Februari 2022 mendukung pengelolaan konservasi burung Junai Emas.

Baca juga: Kementan Siapkan Benih Sumber Kedelai yang Adaptif Lingkungan Tropis

Menurut Direktur Utama PT ANTAM, Nico Kanter menjelaskan pihaknya senantiasa memperhatikan keberlanjutan di sekitar wilayah operasi.

“Itulah sebabnya ANTAM berkomitmen dan berpartisipasi dalam Program Adopsi Sarang Junai Emas demi menjaga dan melestarikan ekosistem burung tersebut di Pulau Jiew,” kata Nico dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Senin(14/4/2022).

Pulau Jiew hidup sebanyak 5.400 ekor burung Junai Emas serta 4.000 sarang yang merupakan lokasi berkembang biak burung langka tersebut.

Dalam program ini, ANTAM sebagai orang tua asuh akan mendapatkan data perkembangan setiap dua minggu serta laporan pekembangan sarang berupa foto dan video.

Baca juga: Peristiwa Langka Terjadi Meksiko, Ratusan Burung Tiba-tiba Jatuh dari Langit

Berita Rekomendasi

Program ini awalnya diinisiasi oleh seorang fotografer satwa liar yang juga pegawai Taman Nasional Aketajawe Lolobata yaitu Akhmad David Kurnia Putra.

Burung Junai Emas yang sejatinya hidup di dalam hutan dengan ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut inim terancam keberadaanya karena penangkapan yang masif.

Junai Emas juga memiliki status terancam atau Near Threatened menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Bahkan hewan ini termasuk hewan yang dilindungi berdasarkan Permenhut Nomor: P.108 tahun 2018.

“Terima kasih kepada ANTAM yang telah bersedia menjadi orangtua asuh sarang burung Junai Emas. Kami siap menjaga sarang burung Junai Emas di Pulau Jiew ini,” tutup Akhmad.(Willy Widianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas