Bicara Mafia Minyak Goreng, Mendag Lutfi Sebut Bakal Ada Calon Tersangka yang Diumumkan
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan pemerintah tak akan mengalah pada mafia minyak goreng.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan pemerintah tak akan mengalah pada mafia minyak goreng.
Bahkan, dia menyebut calon tersangka kasus mafia minyak goreng akan diumumkan Senin pekan depan.
Hal itu disampaikannya usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/3/2022).
"Saya juga ingin meng-clearkan kepada teman-teman media, saya, kita pemerintah, tidak pernah mengalah apalagi kalah dengan mafia. Saya akan pastikan mereka ditangkap dan calon tersangkanya akan diumumkan hari Senin (pekan depan)," kata Lutfi.
Lutfi menjelaskan, mafia tersebut adalah pihak-pihak yang melakukan ekspor minyak goreng tanpa menaati aturan dan melawan hukum.
Baca juga: YLKI: Pemerintah Harus Awasi HET Minyak Goreng Non-Premium
Selain itu, mafia yang dimaksud juga pihak-pihak yang melakukan pengemasan ulang minyak goreng curah, kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
"Baik itu yang mengalihkan minyak subsidi itu ke minyak industri, baik yang diekspor ke luar negeri, maupun di-repack untuk dijual dengan harga yang tidak sesuai dengan HET (Harga Eceran Tertinggi)," ucapnya.
Baca juga: PPP: Jelang Ramadan, Jangan Sampai Permintaan Minyak Goreng Tinggi Dimanfaatkan Raup Untung Besar
Lebih lanjut, Lutfi mengungkapkan telah mengantongi nama calon tersangka kasus mafia minyak goreng.
Namun, dia enggan mengungkapkan dalang di balik kasus mafia minyak goreng itu.
"Nanti akan diumumkan hari Senin. Kita lihat bersama-sama calon tersangkanya sudah ada," katanya.
Jangan cari untung besar
Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR Achmad Baidowi (Awiek) menilai ada yang sengaja menahan pasoakan atau menimbun minyak goreng.
Hal tersebut terlihat dari pasokan minyak goreng yang langsung tersedia di berbagai toko, bahkan dengan harga mencapai Rp 25 ribu setelah dicabutnya Harga Eceran Tertinggi (HET).
Menurut Awiek, melihat fenomena tersebut ada pihak yang memang sengaja menunggu HET dicabut baru pasokan dikeluarkan.
"Berarti masalah selama ini bukan di sisi pasokan, karena diklaim pasokan aman, tapi ada di pihak distributor yang sengaja timbun," kata Awiek dalam keterangannya, Kamis (17/3/2022).
Sekretaris Fraksi PPP DPR ini pun mendesak pihak kepolisian dan satgas pangan harus melacak titik distribusi mana yang tiba-tiba pasokan langsung berlimpah satu hari paska pengumuman HET dicabut.
Baca juga: Cerita Emak-emak di Cirebon Keliling Minimarket Bandingkan Harga Minyak Goreng: Ini yang Dicari
Pemerintah juga tidak bisa melepas harga minyak goreng kemasan ke pasar bebas, karena banyak orang yang pas-pasan pendapatannya mengkonsumsi minyak goreng kemasan juga, termasuk warung-warung makanan.
"Ini jelang Ramadhan, jangan sampai permintaan yang sedang tinggi dimanfaatkan untuk raup untung besar-besaran dari konglomerat sawit," ucap Awiek.
Baca juga: Duga Ada Mafia Minyak Goreng, Mendag Ngaku Tak Bisa Melawan: Maaf, Tak Bisa Mengontrol
Ia pun menilai, ada beberapa kemungkinan yang menjadi masalahnya, pertama pabrik minyak goreng kesulitan mengakses CPO untuk bahan baku pembuatan minyak goreng.
Kedua, distribusi minyak goreng subsidi yang tidak merata sehingga di beberapa daerah terjadi kelangkaan
"Ketiga kemungkinan adanya penimbunan dan kebocoran yang dilakukan oleh oknum produsen atau distributor karena adanya selisih harga di dalam negeri dengan di luar negeri," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.