Menko Airlangga: Indonesia Bisa Cepat Keluar dari Krisis Pandemi Dibandingkan Dua Krisis Lainnya
Menko Airlangga mengatakan, di antara berbagai krisis yang terjadi di Indonesia, krisis akibat pandemi Covid-19 termasuk yang paling cepat pulih.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, di antara berbagai krisis yang terjadi di Indonesia, krisis akibat pandemi Covid-19 termasuk yang paling cepat pulih.
Hal itu disampaikannya dalam Seminar Publik "Recover Together, Recover Stronger: G20 dan Agenda Strategis Indonesia", Kamis (17/3/2022) siang di Balai Senat, Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta.
Airlangga juga menyinggung dua krisis yang pernah dialami Indonesia, yaitu krisis 1998, yang menyangkut krisis ekonomi dan keuangan yang merembet ke krisis sosial-politik yang melahirkan era reformasi. Saat itu, menurutnya, kita perlu waktu sekitar 4,5 tahun untuk pulih.
Krisis kedua terjadi pada 2008, sebagai dampak krisis subprime mortgage di Amerika Serikat. “Saat itu bahkan bursa kita sempat dihentikan sementara karena penurunannya sangat dalam,” ungkapnya.
Yang terakhir, krisis terjadi akibat pandemi Covid-19. “Namun alhamdulillah dalam waktu 5 kuartal kita bisa pulih. Bahkan, Indonesia disebutnya termasuk 4 negara di Asia dengan penanganan Covid yang lebih baik dibandingkan negara lain. Bersama India, Jepang, dan Taiwan, Indonesia termasuk negara yang cepat keluar dari krisis,” jelas Airlangga.
Lantas Ketua Umum Partai Golkar itu juga menyinggung varian Delta dan Omicron yang sempat menyerang Indonesia. Kedua varian itu sempat menyebabkan kasus hingga 50 ribu.
Namun, bedanya, pada saat muncul serangan varian Delta, tingkat hunian rumah sakit sempat mencapai 92 persen disertai terjadinya kekurangan oksigen.
“Namun, saat serangan Omicron, tingkat hunian rumah sakit hanya di bawah 30 persen tanpa adanya kekurangan oksigen. Selain itu, karena mayoritas rakyat sudah mendapat dua kali vaksin, dampak omicron tidak separah delta.”
Selanjutnya, Airlangga juga menyinggung berbagai upaya guna mengatasi pandemi Covid-9 dan pemulihan ekonomi nasional.
Menurut Airlangga, berbagai upaya itu dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk dengan tidak melakukan 'lockdown'.
"Indonesia menjadi satu-satunya negara yang tidak melakukan lockdown," terangnya.
Salah satu kunci keberhasilan yang disinggung Airlangga adalah dua langkah yang masuk kategori rem dan gas.
“Rem di antaranya menyangkut pembatasan mobilitas masyarakat, pemberian vaksin, dan menyiapkan infrastruktur kesehatan. Namun, di saat yang sama, pemerintah juga tetap menginjak gas agar aktivitas ekonomi tetap berjalan,” tegasnya.
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) itu juga menyampaikan, saat ini Indonesia berada di panggung utama terkait dengan perubahan dari pandemi ke endemi. Kendati demikian, kata Airlangga, Indonesia tidak akan terburu-buru menyatakan sudah terbebas atau ke luar dari pandemi.
"Banyak negara di dunia menilai bahwa saat ini posisi ini sangat penting," jelas Airlangga. "Tetapi kita harus tetap waspada, dengan jumlah penduduk yang besar, kita tidak bisa terburu-buru menyatakan sudah bebas dari pandemi," tegasnya.(*)