WBI Gaungkan Kelestarian Budaya Indonesia
Sebagai negara kepulauan dengan letak geografis yang diapit Benua Australia dan Benua Asia, Indonesia memiliki 400 suku bangsa.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Sebagai negara kepulauan dengan letak geografis yang diapit Benua Australia dan Benua Asia, Indonesia memiliki 400 suku bangsa.
Sejalan dengan itu, Indonesia pun kaya akan budaya.
Karenanya tidak heran apabila Indonesia memiliki banyak pakaian adat, alat musik tradisional, tarian adat, senjata tradisional, kuliner, serta upacara adat.
Atas dasar itulah Yanti Airlangga menginisiasi Yayasan Warisan Budaya Indonesia (WBI).
Tujuannya, agar kekayaan budaya tersebut dapat terjaga.
"Semua ini menjadi warisan leluhur yang tidak hanya layak untuk dibanggakan melainkan juga menjadi tanggungjawab kita untuk menjaga dan melestarikannya," ujarnya dalam Konferensi Pers Yayasan WBI di The Langham Hotel Jakarta, Rabu (23/3/2022).
Baca juga: Nadiem: Dana Indonesiana Digunakan untuk Riset Kebudayaan hingga Ruang Budaya
Ia mengatakan WBI didirikan untuk menjaga integritas tradisi budaya Indonesia dan meningkatkan kehidupan berbudaya pada masyarakat Indonesia dengan melestarikan dan senantiasa mempromosikan warisan budaya Indonesia.
Sejumlah kegiatan yang telah dilakukan WBI adalah membantu pelaku UMKM Wastra Nusantara melalui penjualan secara online, membawa koleksi wastra nusantara untuk dipamerkan di mancanegara, dan mengajak generasi muda atau milenial mengenal budaya dan adat istiadat daerah.
Baca juga: Nadiem Makarim: Aspek Ekspresi Budaya Indonesia Masih Rendah
"WBI juga terus berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki harapan yang sama, agar budaya Indonesia bisa terus dipertahankan dan dikembangkan. Tidak hanya sekedar menjadi maha karya semata, tetapi juga bisa jadi devisa negara yang membawa kesejahteraan bagi para pelaku budaya," katanya.
Selain Yanti Airlangga, Yayasan WBI dibentuk oleh sejumlah tokoh diantaranya Loemongga Agus Gumiwang, Pandu Sjahrir, Sari Agus Suparmanto, Anindya Bakrie, Gista Wishnutama, Liliana Tanoesoedibjo, Raffi Ahmad, Emmanuel L Wanandi, dan Meutya Hafid.