Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bertemu Dubes Ukraina, Pimpinan DPR: Kita Ingin Jembatan Perdamaian

Gus Muhaimi menerima kunjungan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin di ruang Delegasi, Gedung DPR Senayan, Jakarta Pusat.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Bertemu Dubes Ukraina, Pimpinan DPR: Kita Ingin Jembatan Perdamaian
Chaerul Umam
Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah bertemu Dubes Rusia, Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimi menerima kunjungan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin di ruang Delegasi, Gedung DPR Senayan, Jakarta Pusat.

Dalam pertemuan tersebut, Gus Muhaimin mendengar perkembangan terkini di Ukraina yang masih berkonflik dengan Rusia.

Ia berjanji Indonesia akan berperan sebagai fasilitator perdamaian kedua negara.

"Duta Besar Ukraina datang ke kantor DPR dan jelaskan semua perkembangan yang memilukan, memprihatinkan, agresi Rusia kepada Ukraina. Beliau harap Indonesia berperan aktif untuk hentikan perang. Beliau harap G20 jadi sarana meminta Putin hentikan serangan pada Ukraina. Ukraina sangat posisi sulit karena serangan dan kerusakan oleh Rusia," kata Gus Muhaimin, Jumat (25/3/2022)

"Karena itu, kita imbau pada Rusia untuk hentikan serangan. Agar dialog dan (buat) pertemuan perdamaian. Nanti kita sampaikan pada Presiden harapan-harapan Pak Dubes, salah satunya di G20. Dan jalur-jalur diplomasi internasional yang dimiliki Indonesia diharapkan bisa percepat," lanjut dia.

Baca juga: Rusia Hancurkan Penyimpanan Bahan Bakar Militer Terbesar di Ukraina, Gunakan Rudal Jelajah Kalibr

Ketua Umum DPP PKB ini berharap Presiden Rusia Vladimir Putin bisa hadir di puncak KTT G20 Indonesia pada Oktober 2022 mendatang, agar Indonesia dapat mendorong Vladimir Putin membuka jalan perdamaian dengan Ukraina.

Berita Rekomendasi

Namun, apabila tak ada ruang untuk mengkomunkasikan hal ini, menurutnya Putin tak perlu hadir di KTT G20.

"Diharapkan kedatangan Putin jadi sarana cari solusi damai. Tapi saya belum liat perkembangan terakhir. Nanti saya tanya Bu Menlu, mestinya pertimbangkan hadirkan Putin atau tidak. Karena kalau hadirkan Putin untuk perdamaian bagus, tapi kalau tidak ya untuk apa?" ujarnya.

"Kalau Bu Menlu dan Pak Presiden harapkan Putin datang, (KTT G20) adalah forum untuk bicara langsung kepada Putin. Kalau Putin enggak dateng kita gunakan G20 untuk solidaritas dunia untuk hentikan perang," terangnya.

Baca juga: Serangan Siber Rusia Bisa Bikin AS dan Sekutunya Ketar-ketir, Berikut Jejak Aksinya

Muhaimin menekankan akan terus membantu mengkomunikasikan persoalan ini kepada Menlu Retno Marsudi dan Presiden Jokowi.

Ia menyampaikan dengan adanya jembatan komunikasi dari Indonesia, Ukraina berharap Rusia tak lagi mengganggu kedaulatan wilayah.

"Pasti, terkait perkembangan ini akan saya sampaikan melalui Pak Presiden maupun Kemenlu. Yang disampaikan dubes terakhir ini, maupun yang disampaikan Dubes Rusia kemarin. Karena ada perbedaan informasi yang harus dikonfirmasi sama-sama," ucapnya.

"Titik temunya hanya satu yang diharapkan Ukraina. Tidak mengganggu kedaulatan, karena negosiasi ini macet karena permintaan Rusia yang dianggap Ukraina merebut kedaulatan," ujar Muhaimin.

Hadir pada saat yang sama, Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengapresiasi pertemuan hangat dengan Cak Imin.

Baca juga: Ukraina Tuduh Moskow Pindahkan Paksa 400.000 Warga Sipil ke Rusia untuk Menekan Kyiv agar Menyerah

Ia pun berterima kasih atas niat Cak Imin yang mendorong perdamaian antara Ukraina dan Rusia.

"Saya berterima kasih kepada beliau. Apa yang terjadi di Ukraina sekarang adalah krisis kemanusiaan ekstrem. Jutaan warga Ukraina kesulitan mengakses listrik, air, makanan, layanan kesehatan dan sosial, infrastruktur juga hancur. Saya harap kemanusiaan bisa menuntaskan hal ini. Merdeka atau mati," kata Hamianin.

Diberitakan sebelumnya, pada Kamis (24/3/2022) Muhaimin juga telah menerima kunjungan Dubes Rusia Lyudmila Georgievna Vorobieva.

Dalam kesempatan itu, Muhaimin satu perkataan, yaitu menolak agresi militer Rusia dan mendorong lahirnya perdamaian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas