Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

MUI Minta Kepolisian dan Pemerintah Duduk Bersama Ormas Islam dalam Upaya Berantas Terorisme

Diketahui dalam penangkapan itu pihak kepolisian mengamankan setidaknya 16 orang terduga teroris yang diketahui aktif merekrut anak berusia di bawah..

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in MUI Minta Kepolisian dan Pemerintah Duduk Bersama Ormas Islam dalam Upaya Berantas Terorisme
Istimewa
Ilustrasi teroris 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat turut menanggapi terkait penangkapan terhadap jaringan teroris Negara Islam Indonesia (NII) oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror Polri di Sumatera Barat, beberapa waktu lalu.

Diketahui dalam penangkapan itu pihak kepolisian mengamankan setidaknya 16 orang terduga teroris yang diketahui aktif merekrut anak berusia di bawah umur.

Menanggapi hal tersebut, Ketua MUI Sumbar Gusrizal Gazahar menyatakan permintaannya kepada pihak terkait dalam hal ini kepolisian dan pemerintah daerah, untuk sedianya dapat diskusi bersama dengan organsiasi masyarakat (Ormas) Islam dalam memberantas tindak pidana terorisme.

"Duduk bersama dengan pihak terkait, ini kan tujuan dari aparat kan bukan menangkap-nangkap orang ya tujuannya kan mengantisipasi, memotong jaringan kan itu tujuannya," kata Gusrizal dalam sambungan telepon kepada Tribunnews.com, Rabu (30/3/2022).

Baca juga: BNPT: NII Induk Terorisme di Indonesia, Membahayakan Kedaulatan Negara

Hal tersebut penting dilakukan kata Gusrizal, guna mengetahui secara dalam indikasi serta asal dari jaringan teroris yang beredar di suatu wilayah.

Sebab menurutnya, sejauh ini pihak kepolisian hanya menangkap pihak yang diduga teroris tanpa memberikan keterangan terkait indikasi atau latar belakang dari orang tersebut.

Berita Rekomendasi

"Jadi kalau cara seperti ini yang dilakukan oleh aparat ini bakal menimbulkan ketakutan lagi, karena tidak jelas orang ini bisa saja ditangkap, ini diambil dan berbagai macam dan jadi kecemasan di tengah masyarakat. Bisa saja yang tidak bersalah terseret dan segala macam kan," tutur Gusrizal.

Bahkan dirinya menyatakan sudah beberapa kali untuk meminta Gubernur Sumatera Barat duduk bersama melakukan koordinasi dengan melibatkan ulama dan ormas Islam.

Baca juga: Densus Dalami Struktur Kelompok 16 Orang Teroris NII Yang Ditangkap di Sumbar

Namun nyatanya, hingga hari ini kata dia, belum ada respons serta penjadwalan yang pasti dari pihak pemerintah daerah setempat.

"Bahkan sudah ketiga kali saya minta Pemda untuk bisa duduk bersama Forkompimda terkait masalah-masalah seperti ini supaya masyarakat kita nanti tidak diambil begitu saja," beber dia.

"Karena kan kita juga tidak tahu tingkat kesalahannya, jaringannya, seperti apa betul gak dia masuk jaringan itu secara serius atau jangan-jangan dibawa kawan juga kita gatau, kan banyak kemungkinan, nah solusinya adalah kita duduk bersama ini kan negara kita bersama ya, bukan negara aparat saja," sambungnya.

Atas hal itu kata Gusrizal, setiap Pemerintah Daerah bersama Kepolisian Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) harusnya melakukan koordinasi bersama para ulama untuk memutus jaringan terorisme tersebut.

Sebab, masyarakat yang ditangkap merupakan tanggung jawab dari pemimpin di daerah tersebut.

"Jadi kalau saya minta itu aparat itu, kalau memang negara ini kita bersama, berjujur-jujur lah, kita duduk bersama kita bicarakan, dan Pemerintah Daerah dimana pun berada yang masyarakat nya ditangkap itu bertanggung jawab untuk menelusuri," tukas dia.

Diberitakan sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 AntiTeror Polri menggelar operasi senyap penangkapan teroris di wilayah Sumatera Barat pada Jumat (25/3/2922) pekan lalu.

Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan, 16 tersangka terorisme di wilayah Sumbar itu berasal dari kelompok Negara Islam Indonesia (NII).

Ia juga membeberkan bahwa 16 tersangka teroris itu ditetapkan sebagai tersangka lantaran ingin menggulingkan pemerintahan yang sah.

Baca juga: Densus Bakal Deradikalisasi Anak di Bawah Umur Yang Direkrut Jadi Teroris NII

Polisi menyebut mereka berniat menggulingkan pemerintah dengan memanfaatkan situasi jika terjadi kekacauan.

"Memiliki niat menggulingkan pemerintahan yang sah apabila NKRI sedang dalam keadaan kacau atau chaos," kata Aswin saat dikonfirmasi, Senin (28/3/2022).

Aswin menyebut para tersangka itu juga bertekad mengubah ideologi Pancasila dengan syariat Islam. Pada saat yang sama, mereka juga aktif merekrut anggota baru dari kalangan anak-anak di bawah umur.

"Melakukan perekrutan anggota secara masif di wilayah Sumatera Barat dengan melibat anak-anak di bawah umur," kata Aswin.

Aswin mengatakan para tersangka itu juga aktif melakukan kegiatan i'dad atau latihan ala militer secara rutin lewat berbagai kegiatan.

"Merencanakan persiapan logistik berupa persenjataan," jelasnya.

Namun, Aswin tidak merinci lebih lanjut lokasi yang dijadikan tempat latihan.

Dia hanya menjelaskan bahwa penangkapan 16 tersangka itu dilakukan untuk mengungkap struktur jaringan NII di tingkat pusat hingga daerah.

"Terhubung dengan kelompok teror di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Bali," pungkas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas