KPAI Ungkap Penyebab Anak-anak Mudah Berperilaku Intoleran hingga Terpengaruh Paham Radikal
KPAI mengungkap penyebab anak-anak rentan terpapar paham radikal yang akhirnya direkrut dalam jaringan terorisme.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Theresia Felisiani
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan, anak yang memiliki masalah dalam kehidupan pribadinya rentan terpapar paham radikal sehingga akhirnya masuk dalam jaringan terorisme.
Hal itu diungkapkan oleh Komisioner KPAI Retno Listyarti dalam menyikapi penangkapan 16 anggota terorisme di Sumatera Barat yang aktif merekrut anak-anak.
"Yang disasar anak-anak yang memiliki masalah, misalnya kesulitan ekonomi, kesulitan belajar, kurang perhatian keluarga, ada masalah dengan keluarga, dan lain-lain," kata Retno saat dikonfirmasi Tribunnewscom, Rabu (30/3/2022).
Retno menyatakan, upaya dengan merekrut anak-anak sebagai jaringan terorisme merupakan modus yang sudah lama dilakukan.
Bahkan biasanya mereka cenderung menargetkan pelajar di sekolah umum seperti SMA atau SMK.
"Rekruitmen dengan melibatkan anak-anak adalah modus yang sudah lama digunakan, biasanya masuk ke sekolah-sekolah umum seperti SMA dan SMK," ucapnya.
Baca juga: Polri Pastikan 16 Terduga Teroris yang Ditangkap di Sumatera Barat Berasal dari Jaringan NII
Tak hanya itu, pemahaman agama yang terbatas juga diyakininya menjadi faktor besar lain yang membuat anak-anak bisa terpapar faham tersebut.
Namun parahnya, sosok yang merekrut tersebut kerap kali dilakukan oleh pihak yang berada di sekitar sekolahan, seperti halnya tenaga pengajar atau guru.
"Sementara secara pemahaman agama bisa jadi terbatas. Perekrut biasanya masuk melalui alumni, guru, dan lain-lain," kata Retno.
Terlebih kata dia, perilaku intoleran di ranah anak-anak dapat dengan mudah dipengaruhi oleh perekrut.
Hal tersebut hanya dengan cara dimasuki pikiran-pikiran yang setuju dengan tindak kekerasan atas nama kebaikan dan agama.
"Sikap dan perilaku intoleran di kalangan anak-anak mudah dipengaruhi atau dimasuki pikiran-pikiran intoleran dan setuju kekerasan atas nama agama," tukasnya.
Baca juga: Densus 88 Dalami Struktur Kelompok 16 Orang Teroris NII Yang Ditangkap di Sumbar
Diberitakan sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 AntiTeror Polri menggelar operasi senyap penangkapan teroris di wilayah Sumatera Barat pada Jumat (25/3/2922) pekan lalu.
Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan, 16 tersangka terorisme di wilayah Sumbar itu berasal dari kelompok Negara Islam Indonesia (NII).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.