Koalisi Kebebasan Berpendapat: Perbedaan Pandangan tidak Bisa Jadi Alasan untuk Melukai Orang Lain
Peristiwa kekerasan yang terjadi Senin telah mencemari makna penyampaian pendapat yang seharusnya dilaksanakan dengan cara-cara yang damai.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koalisi Kebebasan Berpendapat mengutuk aksi kekerasan yang dilakukan sejumlah orang terhadap Ade Armando saat berlangsung demonstrasi mahasiswa di depan gedung DPR/MPR, Senin (11/4/2022) sore.
Inisiator Koalisi Kebebasan Berpendapat, Andy Budiman mengatakan perbuatan para pelaku yang menyerang, menganiaya, mengeroyok, merekam, dan menyebarluaskan peristiwa kekerasan itu melalui media sosial adalah tindakan yang tidak berperikemanusiaan.
"Penyerangan atas Ade Armando adalah ancaman bagi kebebasan berpendapat. Perbedaan pandangan, tidak bisa menjadi alasan untuk melukai orang lain," kata Andy Budiman saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (14/4/2022).
Menurutnya, peristiwa kekerasan yang terjadi Senin (11/4/2022) sore telah mencemari makna penyampaian pendapat yang seharusnya dilaksanakan dengan cara-cara yang damai.
"Kekerasan bukanlah bagian dari kebebasan berpendapat," ujarnya.
Karena itu Koalisi Kebebasan Berpendapat mengajak masyarakat untuk bersikap tegas menolak sekaligus mengambil jarak dari kelompok-kelompok yang gemar melakukan kekerasan.
"Mari kita rawat dan pertahankan ruang kebebasan ini dengan cara beradab," ajak Andy.
Baca juga: Ini Motif Para Pelaku Keroyok Ade Armando: Dari Dendam Komentar di Medsos hingga Terprovokasi
Diketahui Koalisi Kebebasan Berpendapat beranggotakan 106 orang.
Ade Dalam Perawatan Tim Dokter Ahli
Kabar terkini pihak Rumah Sakit Siloam Semanggi Jakarta Selatan--tempat Ade Armando menjalani perawatan--masih enggan membeberkan kondisi terkini pegiat media sosial tersebut pasca dikeroyok kelompok orang usai aksi di Depan Gedung DPR RI, Senin (11/4/2022).
Menurut Direktur Rumah Sakit Siloam Semanggi Adityawati Ganggaiswari, hingga kini Ade Armando masih dalam pengawasan tim dokter dan ahli dari rumah sakit.
"Saya tidak bisa membuka kondisi pasien, karena ini mengalami pemukulan tapi kami tidak bisa buka secara detail tapi beliau dalam pengawasan ahli," kata dokter yang akrab disapa Dita itu saat konferensi pers di RS Siloam Semanggi, Rabu (13/4/2022).
Pihaknya juga belum dapat memperkirakan hingga kapan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) itu menjalani perawatan.
Sebab proses perawatan yang akan diterima oleh Ade Armando akan dilakukan oleh tim dokter hingga pulih.
"Belum bisa kami perkirakan (waktu perawatan), sampai pulih," kata Dita.
Hingga saat ini Ketua Umum Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) itu belum bisa dijenguk.
Pihak rumah sakit kata Dita, belum dapat memberikan izin kepada siapapun untuk menjenguk Ade Armando selain pihak keluarga. Terlebih saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
"Memang karena masih dalam pandemi, RS belum ada jam besuk, jadi yang boleh keluarga yang menunggui, yang menunggui jalani proses skrining, dan menggunakan identitas resmi sebagai penunggu," ucap Dita.
Tak hanya itu, permintaan agar Ade Armando belum dapat dijenguk juga datang dari pihak keluarga.
Karena kondisi Ade Armando yang belum memungkinkan untuk diajak berkomunikasi dan masih merasakan trauma atas insiden pemukulan tersebut.
"Mungkin ada permintaan dari keluarga untuk tidak dijenguk karena pak Ade perlu istirahat," ujar dia.
Kendati demikian, Dita belum dapat memastikan hingga kapan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI kebijakan itu diberlakukan.
Baca juga: Sosok Arif Pardiani, Diduga Dalang Provokator Pengeroyokan Ade Armando, Ditangkap di Jakarta
Kronologis Ade Armando Dikeroyok
Berikut kronologis penganiayaan Ade Armando versi Nong Darol Mahmada, Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) yang rilisnya diterima Tribunnews.com.
1. Pukul 14.00 Ade Armando didampingi dua orang kameramen (Indra Jaya Putra dan Bambang T) dan dua penulis (Belmondo Scorpio dan Rama) melakukan peliputan aksi demo di Gedung DPR RI.
2. Ade Armando dan tim datang melakukan peliputan atas nama Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), tujuannya untuk membuat konten youtube dan media sosial Gerakan PIS.
3. Pada awalnya tidak ada masalah, bahkan beberapa media massa mewawancarai Ade Armando.
4. Pukul 15:35 tim menyepakati untuk menyudahi peliputan. Posisinya saat itu ada di depan pintu gerbang utama DPR.
5. Pukul 15:38 tim mundur dari posisi semula dan menjauh dari massa demontrasi.
6. Saat mundur beberapa orang massa di situ terlihat mengawasi dan saling berbisik diantara mereka.
7. Pukul 15:40 tiba-tiba didatangi oleh seorang ibu-ibu tidak dikenal sambil memaki-maki. Makian ibu-ibu inilah yang memicu massa.
8. Pukul 15:41 Ade Armando dan tim kemudian mundur ke dinding pagar DPR, kemudian didatangi massa yang mendorong-dorong Ade Armando.
9. Kemudian tim liputan bergeser ke sebelah kiri depan gedung DPR. Mereka hendak meninggalkan lokasi karena sudah tidak kondusif.
10. Beberapa saat kemudian dihampiri beberapa orang tidak dikenal, mereka tiba-tiba langsung menyerang. Sebelumnya mereka mengepung Ade dan tim. Sepertinya pengepungan dilakukan untuk menutup penyerangan dari pantauan petugas.
11. Anggota tim liputan berusaha melindungi Ade Armando yang terus menerus diserang dan dipukuli tapi tim kemudian terjatuh dan terpental.
12. Karena tidak mungkin bisa menolong, tim yang terpental mencari polisi untuk meminta pertolongan.
13. Polisi kemudian datang dan memberikan pertolongan.
14. Setelah diamankan dan ditarik ke dalam gedung DPR oleh pihak kepolisian, Ade Armando mendapatkan penanganan dokter polisi pada jam 16.10.
15. Kondisinya sadar, bisa berkomunikasi dan menghubungi keluarganya.
16. Karena ada penyekatan massa, Ade Armando baru bisa dievakuasi dan sekitar jam 18:00 sampai ke RS.
17. Saat ini kondisi Ade Armando masih terus dalam pantauan dokter. Dia menderita luka serius di bagian wajah, kepala dan sekujur badannya.
Hasil pemeriksaan dokter menunjukan ada pendarahan dalam di bagian kepala. Ade Armando beberapa kali muntah dengan mengeluarkan darah.
Baca juga: Keseharian Dhia, Pengeroyok Ade Armando: Aktif di Majelis, Sering Jadi Khatib dan Kerja Jadi Ojol
18. Kini tim kedokteran sedang berusaha menangani Ade Armando.
Pengeroyok Ade Armando Ditangkap
Kepolisian telah menangkap tiga pelaku utama pengeroyokan terhadap pegiat media sosial, Ade Armando.
Sebelumnya, polisi merilis enam pelaku pengeroyokan Ade Armando.
Dari enam pelaku tersebut, dua di antaranya sudah tertangkap.
Kemudian, polisi berhasil menangkap satu lagi pelaku di Jakarta pada Rabu (12/4/2022) dini hari.
Dengan demikian, masih ada tiga pelaku pengeroyokan Ade Armando yang masih diburu atau buron.
"Kemarin, Selasa (12/4/2022), Polda Metro Jaya telah merilis dan menyampaikan, kita sudah menangkap dua orang pelaku."
"Setelah dilakukan identifikasi, ada enam orang. Dua orang sudah ditangkap, atas nama Muhammad Bagja dan Komar," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol E Zulpan saat konferensi pers, Rabu siang.
Zulpan menjelaskan, penangkapan satu pelaku pengeroyokan lagi dilakukan di daerah Jakarta.
"Dini hari, pukul 02.30 WIB, tim Polda Metro Jaya berhasil menangkap pelaku ketiga atas nama Dhia Ul Haq."
"Ditangkap, lokasinya, tepatnya di Pondok Pesantren Yayasan Al Madad Serpong, Tangerang Selatan," jelasnya.
Kini, yang bersangkutan sedang dilakukan pemeriksaan oleh tim terkait keterlibatannya dalam pengeroyokan Ade Armando.
Lebih lanjut, Zulpan menambahkan, selain enam pelaku utama pemukulan dan pengeroyokan, ada satu lagi pelaku lainnya, yakni Arif Pardiani.
"Arif Pardiani ditangkap di Jakarta," ucapnya.
Zufan menyebut, bila dilihat dari video yang beredar di media sosial, yang bersangkutan melakukan provokasi.
Untuk itu, polisi kini masih memburu tiga pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando.
"Dengan tertangkapnya 3 pelaku utama pemukulan dan pengeroyokan terhadap korban, saat ini masih ada tiga orang lagi yang sedang dilakukan pengejaran," ungkap Zulpan, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV.
Zulpan berharap, pelaku tersebut segera menyerahkan diri atau pihak kepolisian akan menangkap mereka.
Adapun tiga orang yang sedang dilakukan pengejaran, yakni Ade Purnama, Abdul Manaf, dan Abdul Latip
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.