Jokowi Sebut Ada Permainan di Ekspor Minyak Goreng: Saya Minta Diusut Tuntas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi permasalahan minyak goreng yang terjadi di Indonesia.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Nuryanti
Hal ini agar Jokowi mengetahui siapa saja oknum yang bermain di balik kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng.
"Artinya memang ada permainan, oleh sebab kemarin dari Kejaksaan Agung sudah menetapkan 4 tersangka urusan minyak goreng ini. Saya minta diusut tuntas. Sehingga saya bisa tahu ini siapa yang bermain," pungkasnya.
Baca juga: Disebut Kecolongan, KPK Justru Apresiasi Kejagung Usut Kasus Mafia Minyak Goreng
Kejagung Umumkan 4 Tersangka Kasus Mafia Minyak Goreng, 3 dari Pihak Swasta
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Kejaksaan Agung RI mengumumkan dalang dari kasus kelangkaan minyak goreng yang menjadi bulan-bulanan masyarakat.
Pasalnya, harga minyak goreng melambung tinggi di tengah kelangkaan yang terjadi di Indonesia.
Dalam konferensi pers, Selasa (19/4/2022) Kejaksaan Agung yang diwakili oleh Jaksa Agung RI ST Burhanuddin menyebutkan empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
"Tersangka (ditetapkan ada) empat orang."
Baca juga: Dirjen Kemendag Jadi Tersangka Kasus Mafia Minyak Goreng, Mardani Ali: Semoga Bukan Kambing Hitam
"Seperti yang dimaksud di dalam pasal 184 ayat 1 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, maka pada hari ini Selasa,19 April 2022 telah ditetapkan tersangka dengan perbuatan melawan hukum yang dilakukan tersangka."
"Yakni adanya permufakatan antara pemohon dengan pemberi izin dalam proses penerbitan persetujuan ekspor."
"Persetujuan kepada eksportir yang seharusnya ditolak karena tidak memenuhi syarat," kata Burhanuddin.
Keempat tersangka tersebut yakni Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI Indasari Wisnu Wardhana.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Jokowi Yakin Ada Permainan
Dan ketiga tersangka lainnya berasal dari pihak swasta yakni Senior Manager Corporate Affairs PT Permata Hijau Group, Stanley MA; General Manager PT Musim Mas, Togar Sitanggang; dan Komisaris Wilmar Nabati Indonesia Parlindungan, Tumanggor.
Menurut Burhanuddin, penetapan tersangka itu setelah penyidik menemukan dua bukti permulaan yang cukup kuat.
"Laporan hasil penyelidikan ditemukan alat bukti permulaan yang cukup."