Pemerintah Disarankan Beri Alternatif kepada Pemudik jika Ada Penumpukan di Jalan
Tingginya volume kendaraan di jalan tol menurutnya bisa dihindari jika pemerintah dan stakeholder terus memberikan informasi yang akurat dan terkini.
Penulis: Reza Deni
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat transportasi Djoko Setijowardono mengatakan evaluasi arus mudik 2022 masih terkendala ‘masalah lama’ yang sebenarnya bisa ditangani oleh pemerintah.
Menurutnya, tumpukan pemudik di jalan tol Lintas Jawa sebenarnya bisa dihindari jika ada alternatif dan informasi yang akurat.
“Mestinya karena menuju ke sana konsentrasinya jalan tol, tetapi jangan melupakan jalan non tol," kata Djoko kepada wartawan, Sabtu (30/4/2022).
Djoko menambahkan, berdasarkan informasinya, pemudik yang memilih jalur nontol pada tanggal 27, 28 dan 29 April malam perjalanannya relatif lancar.
Tingginya volume kendaraan di jalan tol menurutnya bisa dihindari jika pemerintah dan stakeholder seperti Jasa Marga dan Kementerian Perhubungan terus memberikan informasi yang akurat dan terkini.
"Antisipasi jalan tol penuh, ya suruh keluar saja, atau diberi informasi, ini jalan tol sudah penuh Anda menunda keberangkatan. Terus berikan informasi,” kata Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini.
Baca juga: Jasa Marga Sebut Puncak Arus Mudik Sudah Terjadi Jumat Kemarin
Baca juga: Patroli Skala Besar, Kapolda Metro Minta Jajaran Blusukan untuk Jaga Rumah Pemudik yang Ditinggal
Sejauh ini, dikatakan dia, informasi yang diberikan kepada media masih minim, juga penyampaian kondisi di lapangan berupa teks dan suara yang kadang terlewat oleh pemudik.
Dia menambahkan problem lain di jalan tol adalah antrean di gate dan kapasitas rest area.
"Mesti kalau di jalan tol dia lelah, tidak bisa masuk rest area tapi akan ke bahu jalan istirahat. Ke bahu jalan peristirahatan, bahaya kan," kata Djoko.
Namun, dia berharap tahun depan kondisinya tidak seperti ini lagi karena akan diberlakukan Multi Lane Free Flow.
Djoko mengatakan, jaringan jalan untuk Pulau Jawa sudah lebih baik, kesiapan, jalan nasional sebelum lebaran sudah mulus, penerangan jalan cukup, sehingga Pulau Jawa relatif aman.
Sementara jalur Sumatera, meski sudah bagus tetapi belum aman.
Satu hal lagi yang disoroti Djoko adalah tidak adanya transportasi di pedesaan.
“Pemudik naik motor karena di daerah angkutan pedesaan tidak ada. Tugas pemerintah untuk memperbaiki," kata Djoko
Baca juga: Pemerintah Dinilai Belum Efektif Antisipasi Kemacetan Arus Mudik
Baca juga: Aktivitas Mudik Mulai Normal, Lebih dari Rp 28 Triliun Uang Akan Mengalir Ke Daerah-daerah
Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti potensi kemacetan parah pada mudik Lebaran 2022.
Dia pun mengingatkan agar pemerintah memfasilitasi masyarakat yang hendak mudik sebaik mungkin.
"Segala persiapan dan langkah antisipasi harus disiapkan pemerintah sebaik dan sedini mungkin, agar masyarakat bisa mudik dengan selamat dan tenang. Siapkan skenario terburuk jika terjadi kemacetan parah di luar prediksi,” kata Puan, dalam keterangan yang diterima, Selasa (19/4/2022).
Diperkirakan, akan ada 80 juta orang yang mudik ke kampung halamannya di mana 14 juta di antaranya berasal dari wilayah Jabodetabek.
Dari hasil survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sebanyak 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor akan bergerak bersama pemudik.
Puan mengatakan, Kementerian dan instansi yang terlibat dalam penanganan mudik Lebaran harus mempersiapkan infastruktur serta sarana dan prasarana yang memadai bagi pemudik.
"Kita memaklumi antusias warga mengingat akibat pandemi Covid-19, sudah 2 tahun masyarakat tidak diperkenankan mudik saar Lebaran. Antusiasme mudik yang tinggi ini harus disikapi dengan persiapan matang dari pihak otoritas," ujarnya.
Puan juga mengingatkan pentingnya setiap detail kebutuhan masyarakat dipersiapkan selama perjalanan mudik.
Dia mengatakan, pengamanan di setiap titik keramaian juga penting dilakukan.
"Jangan sampai karena kurangnya persiapan, terjadi lagi kemacetan hingga 20 jam di dalam tol dan memakan korban jiwa seperti pada 2016 lalu," ucapnya.
Puan juga meminta aparat keamanan bekerja sama dengan tenaga kesehatan di posko-posko mudik, termasuk di stasiun kereta api, pelabuhan, bandara, terminal bus, dan di jalur-jalur darat.
Dengan begitu, masyarakat akan dipermudah apabila membutuhkan pertolongan pertama saat mudik.
"Pengawasan terhadap pembatasan operasional angkutan barang selama mudik Lebaran di jalan tol dan non-tol yang ditentukan juga harus ketat agar pemudik merasa lebih aman dan nyaman," katanya.
Puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada 28-30 April 2022. Puan mengimbau agar masyarakat mempersiapkan keberangkatan dengan mempertimbangkan waktu terbaik.
"Perhatikan syarat perjalanan di masa pandemi Covid-19 dengan baik dan juga bawa bekal yang cukup selama di perjalanan,” katanya.
Baca juga: Pemudik Diimbau Tak Pakai Bahu Jalan Tol untuk Istirahat
Puan pun memberi apresiasi atas kebijakan Pemerintah yang memperbolehkan anak di bawah 18 tahun ikut mudik tanpa tes antigen ataupun PCR selama sudah menjalani vaksinasi Covid-19 dua kali.
Dia berpesan agar orang tua terus mengawasi anak-anaknya untuk terus disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
"Kita juga optimistis, dengan tingkat antibodi masyarakat yang sudah cukup tinggi, pandemi Covid-19 di Indonesia akan membaik sehingga masyarakat bisa lebih tenang saat bersilaturahmi dengan keluarga di kampung halaman," ujarnya.
Lebih lanjut, Puan menilai tradisi mudik Lebaran akan menjadi stimulus yang semakin mendorong pemulihan ekonomi.
"Mudik Lebaran akan meningkatkan pariwisata daerah. Termasuk juga akan kian menggerakkan UMKM lokal saat pemudik berbelanja oleh-oleh. Tapi tentunya, mobilitas tinggi masyarakat harus dibarengi dengan ketatnya protokol kesehatan," tandasnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.