Warga Diaspora Katolik Indonesia Sedunia, Indonesia Adalah Miniatur Peradapan Dunia
Indonesia adalah miniatur peradaban dunia karena kebhinekaannya, peradaban itu bisa dibangun jika bangsa Indonesia sadar menghargai kebhinekaan.
Editor: Theresia Felisiani
Ketua KWI itu berkisah bahwa di Jakarta dirinya sering berjumpa dengan para missionaris yang baru kembali tanah misi di luar negeri bahkan dari tempat misi yang berbahaya.
Mereka diutus ke sebuah daerah konflik, dan itu bahaya sekali.
“Kita juga boleh berbangga karena sejumlah tarekat religius internasional dipimpin oleh religius asal Indonesia. Dan sangat menarik juga tidak sedikit imam, bruder, suster yang berasal dari keluarga muslim, tidak sedikit juga yang merupakan anak tunggal di dalam keluarga. Tidak sedikit pula yang berasal dari keluarga kaya raya tapi karena merasa makna hidupnya tidak terdapat di dalam kekayaan melainkan di dalam pelayanan, tidak sedikit saudara kita para imam, biarawan-biarawati yang berasal dari keluarga yang secara material secara duniawi sudah sangat mapan,” beber Kardinal Suharyo.
.
Meski demikian, Kardinal berpesan agar semua umat katolik Indonesia tidak boleh tinggal dalam rasa bangga karena tidak sedikit juga tanda-tanda sebaliknya.
Dia kemudian mencontohkan calon religius laki-laki untuk bruder yang sangat jauh berkurang .
Wilayah yang dulu dianggap “subur” sekarang tidak lagi, akibat perkembangan jaman perkembangan nilai-nilai yang dijunjung dalam kehidupan orang beriman sekarang banyak menghadapi tantangan dan semakin kompleks.
Baca juga: Misionaris Indonesia dari 70 Negara Siap Hadiri Paskah Diaspora Katolik Indonesia Sedunia
Lebih jauh, Kardinal Suharyo memaparkan bahwa panggilan khusus untuk menjadi imam, biarawan dan biarawati tidak dapat dilepaskan dari keluarga. Karena mereka lahir di tengah keluarga.
Oleh karena itu, Kardinal menandaskan kesadaran bahwa siapapun mempunyai panggilan yang sama tersebut adalah salah satu hal yang sangat penting. Untuk menegaskan bahwa panggilan berlaku untuk semua jalan hidup dan bagi mereka semua yang memilih jalan tertentu itu, lanjut Kardinal Suharyo, pada tahun 2018 Paus Fransiskus menyatakan sepasang suami-istri menjadi santo dan santa bersama-sama.
Apa yang mau dikatakan Paus Fransiskus dengan pengangkatan sepasang suami-istri ini menjadi orang kudus, sambung Kardinal, jelas sekali bahwa hidup berkeluarga adalah jalan menuju kesempurnaan kesucian, jalan menuju kesempurnaan kasih, dan kesempurnaan hidup kristiani sama dengan jalan yang ditempuh oleh para imam, sama dengan jalan yang ditempuh biarawan dan biarawati. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.