Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

337 Sapi di Lumajang Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku, Dinas Pertanian Bentuk Tim Satgas

Sebanyak 337 ekor sapi dikabarkan terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in 337 Sapi di Lumajang Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku, Dinas Pertanian Bentuk Tim Satgas
Kementan
Ilustrasi - Sebanyak 337 ekor sapi dikabarkan terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 337 ekor sapi dikabarkan terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Sebagaimana diketahui, baru-baru ini wabah ini mulai menyerang hewan ternak milik warga.

Namun, hingga kini belum ada hewan lain yang juga terinfeksi, kecuali pada sapi-sapi.

Mengutip Kompas TV, Kamis (12/5/2022) laporan dari Dinas Pertanian setempat, sapi-sapi terinfeksi wabah PMK sudah menyebar hingga 10 kecamatan.

Dinas Pertanian Lumajang pun bekerja sama dengan beberapa pihak telah membentuk Tim Satgas.

Tim satgas ini dibentuk untuk melakukan screening pada pintu-pintu perbatasan pasar-pasar di Kabupaten Lumajang.

Baca juga: Kapolri Dukung Upaya Kementan Tangani Wabah PMK pada Hewan Ternak

Selain itu, tim ini juga akan melakukan penyemprotan desinfektan di beberapa kandang warga.

Berita Rekomendasi

Ini dilakukan sebagai upaya penyeterilan kandang-kandang sapi milik warga.

Sehingga, penyebaran virus ini dapat diminimalisir.

Diharapkan wabah tidak menyebar dan meluas ke tempat-tempat yang lain.

Upaya yang Dilakukan

Masyarakat yang juga merupakan peternak sapi telah berupaya memberikan jamu-jamuan untuk para sapinya.

Jamu tersebut terdiri dari kunyit dan juga dan garam.

Tujuannya, agar merangsang nafsu makan sapi-sapi tersebut.

Baca juga: Polisi Bakal Buat Lockdown Lokal di Daerah Yang Tersebar Wabah PMK Hewan Ternak

Sementara itu, di beberapa kecamatan, sapi-sapi telah diberikan suntikan oleh Dinas Pertanian.

Meski beberapa upaya untuk kesembuhan sapi-sapi tersebut telah coba dilakukan, namun ada beberapa warga yang panik.

Mereka yang panik, malah berupaya untuk sesegera mungkin menjual sapi-sapi miliknya.

Karena bagi mereka yang tinggal di desa, sapi adalah investasi atau harta benda.

Jika sapi mereka tidak bisa bertahan hidup dan akhirnya mati, maka kerugian akan didapat pemilik.

Kasus di Aceh

Sebanyak 30 ekor sapi di Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang juga mati karena terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), baru-baru ini.

Ke-30 ekor sapi yang mati tersebut mayoritas merupakan anak sapi.

Kadis Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Aceh Tamiang, Safuan mengabarkan, sebelumnya pada 4 Mei 2022, 2.273 ekor sapi yang teinfeksi suatu penyakit menunjukkan gejala yang sama.

Baca juga: Mentan SYL Jelaskan Soal Kondisi PMK Hewan Ternak

Yakni suhu tubuh hewan ternak itu tinggi dan terdapat bekas luka di kakinya.

"Yang terinfeksi sampai dengan tanggal 4 Mei 2022 sebanyak 2.273 ekor sapi yang teinfeksi (PMK)."

"Yang mati saat ini di angka 30-an, yang mati rata-rata anak sapi, yakni yang masih menyusui," kata Safuan dikutip dari tayangan Kompas TV, Rabu (11/5/2022).

Safuan mengatakan, upaya terus dilakukan demi mempertahankan kesehatan hewan ternak itu.

"Sampai hari ini kita hanya melakukan penyuntikkan pada sapi yang sakit, yakni obat antibiotik, obat penurun panas dan vitamin."

"Karena sapi-sapi yang sakit ini rata-rata suhu badannya tinggi."

"Hingga saat ini, setelah dilakukan penyuntikkan, sudah banyak sapi-sapi itu yang bertahan, sudah bisa bangun, sudah bisa makan," lanjut Safuan.

Baca juga: Apa Itu Virus PMK? Waspada Gejala Klinis PMK pada Sapi, Domba, Kambing, dan Babi

Pengobatan ini, kata Safuan, baru dilakukan secara swadaya warga.

Mentan Pastikan Penanganan Maksimal

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memastikan penanganan wabah PMK terus dilakukan secara maksimal.

Di antaranya dengan mendistribusikan obat, penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik dan penguatan imun.

Seiring dangan pemberian perawatan kesehatan tersebut, Kementan juga terus bekerja melakukan riset dan uji lab untuk menemukan vaksin dalam negeri.

"Intinya yang terkena harus diberikan obat, dan yang tidak kena harus dinaikan imunnya."

"Besok itu kita sudah ada pelatihan untuk dokter kesehatan dan khusus untuk tenaga medisnya kita sudah sebar di lapangan," ujar SYL seperti yang diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Rabu (11/5/2022).

Baca juga: Bahaya Virus PMK, Menkes Budi Pastikan Tak Akan Bahayakan Manusia

Memang, kata SYL, penyakit PMK adalah wabah yang memiliki tingkat penyebaran cepat.

Ini karena prosesnya bisa menular melalui kontak langsung maupun udara.

Tapi, PMK dipastikan tidak menular kepada manusia dan dagingnya masih bisa dikonsumsi asal melalui SOP yang benar.

"Alhamdulillah pemberian kita dalam bentuk vitamin, obat, dan penurun suhu hasilnya jauh lebih baik."

"Sapi yang tadinya tidak bisa berdiri, sekarang membaik dan yang melernya banyak sudah sangat baik."

"Disinfektan juga sudah kita lakukan di kandang dan area pemeliharaan," kata SYL.

Untuk itu, Mentan meminta masyarakat untuk tidak panik terhadap wabah ini.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas