Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Dorong Pembangunan Jamban Sehat
Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas terus berkomitmen membantu pembangunan jamban demi pemenuhan kebutuhan sanitasi dan peningkatan kesehatan masyarakat.
Editor: Pravitri Retno W
Menurut Anung, DKK sangat peduli pada masalah jamban ini karena jamban dan sanitasi yang kurang sehat pada akhirnya juga banyak memicu banyak masalah baru, termasuk tengkes.
Edy Triyanto, pegiat sosial dan pendamping masyarakat yang sebelumnya juga pernah bekerja untuk USAID-IUWASH PLUS, mengatakan, hal penting dalam program pembangunan jamban sehat ini semata-mata bukanlah sekadar menyiapkan teknis pembangunan, melainkan harus terlebih dahulu menyiapkan masyarakat untuk melakukannya.
Banyak orang, menurut dia, sering kali tidak memiliki kesadaran akan fungsi jamban dan justru bangga ketika jamban bisa lama dibiarkan tanpa pernah dilakukan penyedotan tinja. Padahal, ketika hal itu terjadi, maka jamban diduga bocor dan air limbahnya telah mencemari lingkungan sekitar.
Masalah tinja ini, menurut dia, harus diperhatikan pembuatannya secara benar. Pasalnya, sebanyak 1 gram limbah tinja saja sudah mengandung 3 miliar bakteri, sedangkan tiap orang bisa membuang 250 gram tinja per hari.
Ketua KSM Semali Asri, Fahrudin, mengatakan pembangunan 40 jamban keluarga tersebut setidaknya bisa membantu 160 jiwa untuk buang air besar (BAB) secara benar.
Desa Pucungrejo juga masih memiliki pekerjaan rumah, yaitu menggerakkan sekitar 200 keluarga lainnya untuk membangun jamban sehat dan tidak BAB sembarangan.
Namun, tugas itu tak mudah dilakukan karena rata-rata dari mereka enggan untuk membongkar rumah.
Alasan demi sanitasi dan penyediaan air bersih pun biasanya juga tidak cukup manjur untuk mendorong mereka membangun jamban sehat.
”Alasan demi penyediaan air bersih mendadak mentah karena banyak warga di Desa Pucungrejo sudah menjadi pelanggan PDAM,” ujarnya.
Meski demikian, Fahrudin tetap berusaha membujuk dan tidak henti memberikan sosialiasi tentang manfaat penting jamban sehat kepada warga.