Cerita Doni Monardo Lepas Jas, Ikut Panen Udang, Prediksi Bakal Ada Kampung-kampung Petro Dollar
Saat melihat proses panen udang, Doni tak kuasa menahan hasrat untuk bisa merasakan langsung memanen udang di tambak.
Editor: Anita K Wardhani
Bahkan permukaan air payau tambak udang itu berulangkali menciprati hem putih yang ia kenakan.
Doni sungguh menikmati prosesi panen udang. Bersama petugas tambak lainnya, ia ikut memegang jaring, menggiring udang secara perlahan.
Ribuan udang segar berloncatan terperangkap jaring. Sebuah pemandangan gotong royong, kerjasama kolaborasi yang mempesona.
Ruang Pengabdian
Saat ini luas tambak PT PAP adalah 38 hektar, dan akan dikembangkan menjadi 250 hektar, semua tambak udang modern.
Mengelola tambak udang vaname, adalah salah satu usaha yang mulai ditekuni PPAD, dalam rangka mewujudnyatakan program “politik kesejahteraan” yang ia gulirkan.
“Pada dasarnya, ruang pengabdian kita masih sangat luas setelah tidak lagi sebagai prajurit aktif. Karena peraturan perundang-undangan tidak memungkinkan prajurit berbisnis, maka minim prajurit yang berpengalaman di bisnis. Menyadari hal itu, kami di PPAD yang harus memulainya. Lalu menularkan kepada para purnawirawan, agar tetap memiliki aktivitas yang produktif pasca purna wira,” tegas Letjen TNI Purn Doni Monardo.
Berada di Parigi Moutong, Doni merasa harus berterima kasih kepada founder PT. Parigi Aquakultura Prima, Rudi Hartanto Wibowo yang telah mengembangkan budidaya udang vaname berbasis riset dan teknologi. Hasilnya, bisa kita rasakan hari ini dan seterusnya. Hari itu saja, tak kurang 9 ton udang segar berhasil dipanen.
Lima Point
Doni mencatat lima hal penting, yang bisa dijadikan prinsip/ cara untuk pengembangan budidaya udang vaname.
Pertama, lingkungan alam yang ekosistemnya terjaga. Tidak ada industri yang mengeluarkan limbah, tidak ada polusi yang dihasilkan dari perkampungan atau dari masyarakat yang dapat mencemari laut, sehingga tidak ada bakteri ecolli, bakteri sanmonella di dalam tambak udang. Itu karena masyarakat menjaga lingkungannya dengan sangat baik.
Kedua, teknologi. Penguasaan teknologi budidaya. “Pak Rudi dan tim telah membangun tata kelola di bidang instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Ini ternyata sangat penting jika kita ingin hasil produksi tambak kita meningkat,” tambahnya.
Ketiga, SDM (Sumber Daya Manusia). SDM PT PAP ia lihat disiplin, tabah, dan sabar. Sebab, yang diurus juga makhluk hidup, sehingga dibutuhkan kesabaran dan disiplin. “Mohon pak Rudi ini semua dibuatkan SOP, sehingga nanti para purnawirawan yang akan begabung, memiliki konsep yang sama di seluruh Indonesia. Jadi yang bagus bukan hanya di sini. Saya harap, SDM yang berasal dari purnawirawan TNI bisa menjadi lokomotif penggerak bagi daerah-daerah lin dalam memberi teladan budidaya udang vaname,” papar Kepala BNPB 2019 – 2021 itu.
Keempat, sumber keuangan. Finansial. Sebaik apa pun program budidaya udang vaname, tanpa dukungan finansial, tentu akan sulit diwujudkan. “Saya berterima kasih kepada lembaga perbankan yang telah membantu pendanaan budidaya udang vaname. Sebelum diputuskan mendanai program budidaya ini, tentu sudah melalui kajian feasibility. Dan kami optimis, usaha ini akan berkembang baik,” ujar Doni,