Kemenkes Lakukan 4 Upaya Pencegahan untuk Tekan Penyebaran Hepatitis Akut di Indonesia
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengantisipasi penyebaran penyakit hepatitis akut di Indonesia.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Tiara Shelavie
“Paling banyak di DKI Jakarta,” ucapnya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV.
Kemudian, Syahril juga merinci pasien dugaan hepatitis akut yang didominasi anak usia 5-9 tahun sebanyak 6 orang, usia 10-14 tahun sebanyak 4 orang, usia 0-4 tahun sebanyak 4 orang, dan usia 15-20 tahun sebanyak 4 orang.
Sementara itu, dari 18 kasus ini, pasien yang meninggal sebanyak 7 orang dan 11 orang masih hidup.
Selanjutnya, Syahril mengungkapkan terkait gejala yang paling banyak terjadi pada 18 orang ini.
Di antaranya demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, diare akut, lesu, nyeri pada perut nyeri, nyeri pada otot dan sendi, mata dan kulit kuning, serta gatal-gatal.
Kemudian, urin keruh seperti teh, dan perubahan warna feses.
Baca juga: Peneliti India: Covid-19 Jadi Faktor Umum di Antara Kasus Hepatitis Akut
Virus Penyebab Hepatitis Akut Belum Bisa Dipastikan
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan virus penyebab hepatitis akut pada anak masih belum bisa dipastikan.
Hingga kini, penelitian terkait penyebab hepatitis akut masih berlangsung.
Menurut Menkes, Indonesia telah bekerjasama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait penelitian hepatitis akut.
Dilaporkan terdapat 15 kasus dugaan hepatitis akut ditemukan di Indonesia hingga Senin (9/5/2022).
"Sampai sekarang kondisinya di Indonesia ada 15 kasus," kata Menkes, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Kini, jumlah kasus dugaan hepatitis akut ini meningkat menjadi 18 kasus, Jumat (13/5/2022).
Budi menyebut, pihaknya telah berdiskusi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dan Inggris setelah Idul Fitri.