Muncul Hepatitis Akut, Anggota DPR Dorong Pemerintah Berdikari di Bidang Kesehatan Terutama Vaksin
Rahmad Handoyo mendesak pemerintah untuk segera melakukan terobosan guna mempercepat penciptaan dan produksi vaksin dalam negeri.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mendesak pemerintah untuk segera melakukan terobosan guna mempercepat penciptaan dan produksi vaksin dalam negeri.
Tentunya, untuk mengantisipasi penyakit hepatitis akut misterius serta penyakit-penyakit menular yang diakibatkan virus lainya.
"Kita mendorong pemerintah untuk lebih berdikari dan berdaulat di bidang kesehatan terutama di penciptaan vaksin,” kata Rahmad Handoyo kepada Tribunnews, Selasa (17/5/2022).
Legislator PDI Perjuangan ini mengatakan, berkaca dari penanganan pandemi Covid-19, serta munculnya penyakit hepatitis akut misterius, bisa dikatakan, Indonesia terlambat dalam penciptaan kemandirian dibidang vaksin.
“Saat ini kita pandemi masih mendatangkan 100 persen vaksin dari luar negeri, sementara vaksin merah putih masih dalam proses," ucap Rahmad.
"Kondisi ini kan membuktikan kita sangat terlambat dalam membuat vaksin dalam negeri karena vaksinasi kesatu, kedua dan sudah hampir selesai, vaksinasi tinggal sedikit yakni vaksin booster,” tambahnya.
Baca juga: Sederet Studi yang Sebut SARS-CoV-2 Jadi Akar Munculnya Hepatitis Akut pada Anak
Rahmad menyakini, secara keilmuan Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain dalam menciptakan vaksin.
Dikatakan, ilmu dan teknologi untuk menciptakan vaksin sama saja.
“Mungkin yang menjadi kendala, adalah masalah anggaran. Kita tahu, untuk melakukan uji klinis hingga tahap ketiga dibutuhkan anggaran hingga ratusan miliar. Karena itu kedepan kita akan mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan anggaran. Kita selaku bangsa harus bisa membuat vaksin sendiri, tidak tergantung vaksin dari luar negeri,” katanya.
Menurut Rahmad, ada dua manfaat nyata jika Indonesia berdaulat dan mandiri dibidang vaksin.
Baca juga: Ahli Sarankan Beberapa Upaya yang Bisa Dilakukan Pemerintah untuk Hadapi Hepatitis Akut
Manfaat pertama, vaksin bisa memenuhi kebutuhan bangsa sendiri sehingga Indonesia bisa lebih awal melindungi rakyatnya dan tidak tergantung dari vaksin dari luar negeri. Kedua dari sisi anggaran, anggaran devisa akan lebih hemat karena tidak lagi membeli vaksin dari luar negeri.
Ditambahkan Rahmad, mengingat memang dibutuhkan anggaran yang besar untuk melakukan uji klinis vaksin, bisa saja misalnya terlebih dahulu fokus penelitianya dilakukan uji praklinis di tingkat laboratorium yang tidak membutuhkan terlalu besar biaya.
“Kalau memang ternyata penyakitnya tidak berlanjut membahayakan ya, sudah tidak usah lagi dilanjut kepada tahap klinis uji klinis satu dua dan tiga karna ternyata penyakitnya bisa dikendalikan,” katanya.
Namun demikian BRIN segera menjadikan penelitian kesehatan terutama penemuan vaksin harus menjadi 'Prioritas'.
Termasuk segera melakukukan percepatan penelitian virus hepatistis akut serta penyakit lainya.
Rahmad mengatakan harapannya, Indonesia tidak sampai terlambat atau kecolongan lagi dalam penciptaan vaksin seperti penemuan vaksin Covid-19.
Ia menyebut, jika ada ledakan yang berwujud kepada pandemi, maka Indonesia selaku bangsa sudah siap jika sudah bisa memproduksi vaksin sendiri.
“Ingat, vaksin adalah salah satu senjata kita dalam menangkal penyakit akibat virus yang menular," jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.