Menkumham: Kurikulum Perguruan Tinggi Tidak Boleh Terjebak Konservatisme
Menurut Yasonna, kurikulum di perguruan tinggi harus merespons dan adaptif terhadap perkembangan zaman dan teknologi yang sangat cepat dan dinamis.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Endra Kurniawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (Menkumham), Yasonna H Laoly menghadiri wisuda luring Universitas Krisnadwipayana (Unkris) di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (19/5/2022).
Menurut Yasonna, kurikulum perguruan tinggi harus merespons dan adaptif terhadap perkembangan zaman dan teknologi yang sangat cepat dan dinamis.
"Perguruan tinggi tidak boleh terjebak pada konservatisme baik kurikulum maupun metode pengajarannya," ucap Yasonna dalam sambutannya.
Perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi, menurutnya, telah mendorong saling ketergantungan antarbangsa, antarnegara, dan antarmanusia semakin besar.
Baca juga: Airlangga Dorong Universitas Indonesia Lahirkan Insan Kesehatan yang Melek Digital
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi semakin memudahkan semua aktivitas manusia.
"Kemajuan teknologi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, dengan terbentuknya masyarakat dunia yang makin transparan dan terbuka,” kata Yasonna.
Sementara itu, Rektor Unkris Ayub Muktiono mengatakan ada empat kunci penting yang harus dipegang oleh mahasiswa untuk menjadi sumber daya manusia (SDM) unggul.
Hal tersebut diantaranya, selalu belajar atau menuntut ilmu, membangun networking atau menjalin silaturahmi, mengimplementasikan ilmu yang diperoleh termasuk memanfaatkan networking yang dimiliki serta berdoa.
"Jangan pernah takut gagal karena sesungguhnya rintangan itu yang akan membuat kita lebih pintar, dan lebih cerdas,” katanya.
Dirinya berharap lulusan Unkris tidak hanya unggul di bidang akademik saja.
Baca juga: Bamsoet Apresiasi Kerjasama Universitas Terbuka (UT) dan Unperba Manfaatkan Teknologi Informasi
Namun juga memiliki nilai tambah yaitu beradab, yang dapat diartikan memiliki sifat jujur, amanah dan berbudi pekerti baik.
Saya menyadari bahwa untuk dapat bertahan pada situasi dan kondisi serba sulit seperti sekarang ini, diperlukan adanya niat yang kuat dan usaha untuk terus maju dengan dilandasi semangat yang tinggi dalam berusaha dan berkarya, pantang menyerah," tutur Ayub.
Wisuda Sarjana ke-61 dan Magister ke-25 tersebut diikuti oleh 1.222 orang wisudawan.
Terdiri atas program S1 sebanyak 937 orang dan program magister sebanyak 285 orang.
Dalam wisuda ini, mantan Direktur Jenderal Pajak Kemenkeu Hadi Poernomo meraih dua penghargaan sekaligus dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai mahasiswa jurusan hukum tertua di dunia dan penggagas Single Identity Number (SIN) Pajak.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.