Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

DPR: Keberhasilan Kejagung Bongkar Mafia Migor Jadi Momentum Perbaiki Tata Kelola Komoditas

Anggota Komisi IV DPR Fraksi PDIP Riezky Aprilia mendorong Kejaksaan Agung untuk terus membuka jalan demi mengurai sengkarut persoalan.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Daryono
zoom-in DPR: Keberhasilan Kejagung Bongkar Mafia Migor Jadi Momentum Perbaiki Tata Kelola Komoditas
ISTIMEWA
Tersangka kasus mafia minyak goreng (kiri ke kanan): Senior Manager Corporate Affairs Permata Hijau, Stanley MA; Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia, Parulian Tumanggor; General Manager bagian General Affairs PT Musim Mas, Togar Sitanggang; dan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI, Indrasari Wisnu Wardhana. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya Kejaksaan Agung (Kejagung) membongkar kasus mafia minyak goreng mendapat dukungan dari DPR RI.

Anggota Komisi IV DPR Fraksi PDIP Riezky Aprilia mendorong Kejaksaan Agung untuk terus membuka jalan demi mengurai sengkarut persoalan.

Riezky optimistis Kejaksaan Agung akan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.

"Kami yakin aparat penegak hukum (Kejaksaan Agung) pasti menjalankan yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Ini agar permasalahan dapat tercerahkan," kata Riezky kepada wartawan, Rabu (25/5/2022).

Baca juga: Sindiran Demokrat Soal Luhut Ditunjuk Jokowi Urus Migor: Ada Ketergantungan Tinggi

Parlemen, ia meyakinkan, menyerahkan sepenuhnya kepada Kejaksaan Agung untuk membongkar dugaan kasus mafia minyak goreng.

Soal penetapan mantan anggota Tim Asistensi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomiam Lin Che Wei sebagai tersangka, menurut Riezky bisa menjadi pintu masuk dalam upaya pengungkapan perkara.

BERITA REKOMENDASI

Di sisi lain, Riezky juga menilai pengungkapan kasus mafia migor yang dilakukan Kejaksaan Agung bisa menjadi momentum bersih-bersih terkait tata kelola komoditas unggulan di Indonesia.

"Secara kebijakan, masuk akal untuk memperbaiki tata kelolanya. Namun, apakah secara holistik bisa, tentunya secara bertahap, tapi ini bisa menjadi pintu masuk untuk memperbaiki tata kelola komoditas di Indonesia," ucap Riezky.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR Anggia Erma Rini, mendorong transparansi pengelolaan dana sawit di Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Badan tersebut menempatkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai Ketua Dewan Pengarah.

“Penggunaan dana sawit di BPDPKS sejauh ini tak cukup proporsional. Intinya, jangan ada dusta di antara kita,” kata Anggia.

Baca juga: Jokowi Minta Luhut Tangani Kasus Minyak Goreng, Andre Rosiade: Itu Puncak Kekesalan Presiden

Anggia juga mengkritisi peran BPDPKS di tengah polemik kelangkaan minyak goreng.

Anggia berpendapat, anggaran besar BPDPKS yang mencapai Rp 130 triliun lebih belum proporsional mendukung subsidi sawit rakyat.

Hal itu karena subsidi minyak goreng curah hanya Rp 7,6 triliun, sementara untuk biodiesel mencapai Rp 110 triliun.

"BPDPKS ini mengelola dana yang luar biasa besar, anggaran kementerian kita itu enggak ada yang sampai segitu. Pengalokasiannya yang selalu kita soroti, sangat tidak proporsional dan tidak pro-rakyat," pungkas Anggia.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas