Komisi III DPR Minta BNPT Antisipasi Penyebaran Paham Radikal di Kalangan Kampus
Ahmad Sahroni meminta BNPT melakukan upaya antisipasi sedini mungkin penyebaran paham radikal di kalangan kampus.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi III DPR RI menekankan pentingnya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk mengidentifikasi pihak yang terjangkit paham radikal pada lingkungan kampus atau universitas.
Atas dasar itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni meminta BNPT melakukan upaya antisipasi sedini mungkin penyebaran paham radikal di kalangan kampus.
"Akan sangat bahaya bila kalangan berpendidikan terpapar paham radikal maupun terorisme. Karenanya dibutuhkan antisipasi penyebaran terorisme pada sektor ini sedini mungkin," kata Sahroni kepada wartawan, Kamis (26/5/2022).
Hal itu disampaikan Sahroni merespons pernyataan Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar yang menyebut kampus dan mahasiswa merupakan golongan yang rentan terkena ajaran radikalisme.
Boy juga menyebut bahwa dirinya sudah memiliki data terkait kelompok-kelompok radikal yang berada di kalangan kampus serta sejumlah kampus dan sivitas akademi yang terpapar dalam radikalisme.
Sahroni berharap agar data yang dimiliki BNPT dapat segera ditindaklanjuti dan dicari solusinya.
Hal itu demi menekan angka penyebaran ajaran radikalisme di lingkungan kampus.
Baca juga: Kunjungi UBK, Kepala BNPT Minta Kampus Bantu Perangi Radikalisme Berbasis Kekerasan
"Jadikan data tersebut alat untuk mencegah maupun menekan penyebaran paham radikal dan terorisme di dunia kampus," tandasnya.
Sebelumnya, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar meminta kampus turut serta membantu melawan radikalisme berbasis kekerasan yang belakangan masif tersebar di masyarakat.
Hal itu disampaikan Komjen Boy Rafly saat tengah mengisi acara di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta pada Selasa (24/5/2022).
Menurutnya, peran serta kampus berpengaruh untuk hentikan radikalisme berbasis kekerasan.
"Perang melawan paham radikal terorisme membutuhkan dukungan dari semua pihak terutama kampus, karena apapun kekerasan dalam kata dan tindakan bertentangan dengan ideologi dan nilai luhur bangsa," kata Boy.