Sosok Serma Eka, Prajurit Wanita Penguji Amunisi di Dislitbangad, Ibaratkan Senjata Suami Pertama
Serma (K) Anggraeni Ekawati Sagala menjadi prajurit dari Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) pertama bertugas sebagai penguji amunisi dan senjata api.
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Serma (K) Anggraeni Ekawati Sagala menjadi prajurit dari Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) pertama dan satu-satunya yang bertugas sebagai penguji di Laboratorium Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad).
Ia bertugas menguji amunisi hingga senjata api di Dinas Laboratorium Dislitbangad, Batujajar, Bandung, Jawa Barat.
Rabu (25/5/2022), Eka, panggilan akrabnya melakukan uji tembak untuk amunisi MU2-M A1 dan MU2-M A2 kaliber 7,62 milimeter.
Munisi tersebut dipergunakan Sniper SPR 3 buatan dalam negeri yakni PT Pindad.
"Kemarin karena mendadak, dadakan. Sebelumnya sudah dilakukan zeroing cuma saya tidak ada, baru tadi dadakan dari Kadislitbangad ya udah ayo, tapi hasilnya sudah memuaskan," ucapnya.
Bukan hanya sekali itu dia melakukan pengujian terhadap amunisi hingga senjata.
Lebih dari 10 senjata dan ribuan amunisi yang sudah ia uji selama bertugas di Laboratorium Dislitbangad sejak 2019.
"Saya baru di Dislitbang ini dari 2019, sebelumya saya di Kodam Jaya, kemudian karena mengikuti suami di Pusdiklat Kopassus, saya di sini, sprin saya sebagai penembak uji, jadi setiap ada uji munisi, uji senjata," ungkapnya.
Lulusan Sekolah Calon Bintara Pajurit Karier (Scaba) TNI AD angkatan 2006 ini ditarik menjadi seorang penguji di Dislitbangad karena latar belakang dan kemampuan yang ia punya.
Baca juga: Kadislitbangad Minta KSAD Prioritaskan Sarana dan Prasarana di Laboratorium Dislitbangad
Selama berdinas di Kodam Jaya, sejumlah prestasi sudah pernah dikantongi Eka.
Mulai dari medali kompetisi menembak hingga cabang olahraga lain juga pernah diraihnya.
"Kebetulan di Kodam Jaya saya mengikuti berbagai macam seleksi, seperti Porad (seleksi menembak), Pangdam Jaya Cup, Panglima TNI Cup, pernah ikut seleksi ARM tapi tidak masuk," ujarnya.
Eka mengaku sangat bangga karena hanya dirinya wanita yang bisa menjadi penguji senjata prajurit TNI AD sebelum diproduksi massal.
Baca juga: Tekad Kadislitbangad Ubah Stigma Negatif Prajurit di Dislitbangad Sulit Berkembang
"Tidak perlu lama adapatasi, kalau menembak itu kan kita bisa karena terbiasa lah ya, sudah lama nembak tapi lama enggak pegang senjata itu juga sudah tidak bisa sebagus itu," katanya.
Sebagai seorang atlet menembak dari TNI AD, Eka mengaku harus bisa merasakan terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian terhadap munisi dan senjata api.
"Jadi kalau ada ujian itu, sebelumnya ada pra-uji. Senjata itu harus saya pegang dulu, lihat dulu, saya harus merasakan dulu, latihan dulu," ujarnya.
Baca juga: Mengenal Dislitbangad, Tempat Uji Perlengkapan hingga Alutsista TNI AD
Ia ibaratkan senjata sebagai suami pertama.
"Saya menganggap senjata saya itu seperti suami pertama, ini gimana? saya harus kenal dia dulu gitu," katanya.
Meski sudah banyak menguji munisi dan senjata, Eka masih berharap bisa terus mengembangkan kemampuannya dalam menembak.
"Karena kan saya spesialisnya di pistol, saya bisa menggunakan senjata Sniper SPR 3, saya bisa menggunakan berbagai senjata yang belum pernah saya pelajari istilahnya sudah pernah pegang, cuma belum saya dalami saya bisa dalami disini," katanya.
Kedepan, wanita kelahiran Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), 5 Februari 1987 ituberharap TNI AD bisa mempunyai senjata-senjata yang mumpuni yang nantinya akan digunakan prajurit.
"Kadang saya pengen dalami sniper pengen dalami, masih banyak yang mau daya kalau ada uji senjata, nah senjata apa ini gitu, mau dong, mau coba. Ngisinya (munisi) gimana nih, perkenaaannya seperti apa nih," jelasnya.
Sebelumnya, Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad) melakukan uji laboratorium munisi kaliber 7,62 milimeter.
Pengujian terhadap munisi dari senjata sniper itu dilakukan di Laboratorium Dislitbangad di Batujajar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/5/2022) siang.
"Untuk uji hari ini kita akan laksanakan munisi kaliber 7,62 memang diharapkan nanti untuk standar tempur di senjata senapan tunduk atau sniper," kata Kadislitbangad Brigjen Pol Terry Tresna Purnama kepada wartawan di lokasi.
Terdapat dua jenis munisi kaliber 7,62 milimeter ini. Jenis pertama bernama MU2-M A1 dan MU2- A2.
Kedua tipe munisi tersebut dilakukan uji coba dengan jarak tembak 100 meter di dalam ruangan dan 900 meter di luar ruangan.