Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Sebut Monkeypox Bisa Saja Masuk ke Indonesia

Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyebut cacar monyet atau Monkeypox berpotensi masuk ke Indonesia.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Ahli Sebut Monkeypox Bisa Saja Masuk ke Indonesia
Hindustanewshub
Ilustrasi monkeypox. Cacar monyet atau Monkeypox berpotensi masuk ke Indonesia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cacar monyet atau Monkeypox berpotensi masuk ke Indonesia.

Hal ini disampaikan Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.

"Karena era global saat ini memungkinkan manusia terbang ke negera lain dengan cepat. Bahkan diduga kasus indeksi case yang terjadi di Eropa, yaitu di Inggris itu di bulan April. Jadi artinya hampir dua bulan lalu," kata Dicky Budiman kepada Tribunnews.com, Jumat (27/5/2022).

Artinya, masa inkubasi hampir tiga minggu lalu populasi tertentu ditambah kontak fisik erat dalam tempo cukup lama bisa memberikan risiko besar.

"Kasus Mongkeypox ini pun sudah ada di banyak negara. Selain di Eropa itu sendiri. Termasuk dalam kaitan ini, Indonesia punya potensi," kata Dicky.

Baca juga: Cara Lindungi Diri dari Monkeypox dan Ketahui yang Harus Dilakukan Jika Tertular

Apa lagi saat ini masih dalam masa pandemi dan protokol kesehatan mulai dilonggarkan pemerintah.

BERITA REKOMENDASI

Menurut Dicky ada fenomena balas dendam atau kebebasan yang dilakukan masyarakat menyikapi pelonggaran protokol kesehatan.

Hal ini tentunya menimbulkan kerawanan, baik cacar monyet, atau Hepatitis akut.

Baca juga: Mengenal Lima Definisi Kasus Cacar Monyet atau Monkeypox Mulai Suspek sampai Discarded

Walaupun belum sebanding dengan pandemi Covid-19.

Mongkeypox dari segi kecepatan penularannya kata Dicky masih di bawah Covid-19.

"Namun Mongkeypox ini tidak bisa dianggap remeh. Dalam tanda kutip sepupu dari satu penyakit virus ini pernah menjadi pandemi besar. Kematian ratusan juta dengan nama Smallpox atau Variola itu," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas