Kenang Buya Syafii Maarif, Keuskupan Agung Semarang: Tenangkan Umat usai Gereja Diserang Teroris
Romo Santo mengenang sosok Buya Syafii Maarif saat menenangkan umat Katolik usai Gereja Santa Lidwina, Bedog, Sleman dibom oleh teroris.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Imam Projo Keuskupan Agung Semarang, Yohanes Dwi Harsanto menceritakan sosok Buya Syafii Maarif semasa masih hidup.
Dirinya menceritakan ketika terjadi serangan teroris di Gereja Santa Lidwina, Bedog, Sleman Yogyakarta pada tahun 2018, Dwi mengatakan Buya adalah tokoh pertama yang hadir di lokasi untuk menenangkan umat Katolik.
“Beliau mendahului saya, saya masih tugas di tempat lain. Beliau mendahului saya untuk datang dan beliau naik sepeda (kayuh) dan langsung memberi konferensi pers yang sudah datang saat itu bahwa ini teroris, kita jangan mau dipecah belah.”
“Dan beliau juga mengungkapkan bahwa kita mesti komunikasi satu sama lain,” kata Dwi dikutip dari laman Muhammadiyah.
Selain itu, pastur yang akrab disapa Romo Santo itu juga menceritakan saat dirinya menjenguk Buya Syafii Maarif ketika terbaring di RSU PKU Muhammadiyah.
Baca juga: Ketua PGI Usulkan Buya Syafii Maarif Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Baca juga: Sosok Buya Syafii di Mata Tetangga, Sosok Dermawan Suka Bantu Warga sedang Kesulitan
Buya Syafii, kata Romo Santo, masih menyempatkan diri untuk mengucapkan ucapan selamat hari raya Natal.
Di sisi lain, Romo Santo menganggap Buya Syafii Maarif juga sosok yang pendamai, hatinya damai dan teduh.
“Kata-katanya itu sungguh membuat kita tenteram dan teguh dalam mengupayakan kedamaian dan hidup bersama yang rukun,” terangnya.
Kemudian, ia pun juga berpesan kepada generasi muda Indonesai untuk melanjutkan cita-cita perdamaian yang diperjuangkan sepeninggal Buya Syafii Maarif,
“Kita berusaha satu sama lain dan bekerjasama melanjutkan cita-cita Buya Syafii Maarif yaitu damai. Yang muda-muda khususnya melanjutkan cita-cita almarhum untuk berkomunikasi satu sama lain untuk membangun perdamaian, peradaban yang lebih baik di Indonesia ini,” tuturnya.
“Nilai-nilai yang beliau wariskan tentang perdamaian, keadilan, lantang menyuarakan kebatilan, dan lantang menyuarakan menuju yang benar dan beliau sendiri tidak hanya bersuara tetap konkrit melakukannya dengan badannya, tanggannya, kakinya.
“Sungguh-sungguh menyambangi para korban, menyambangi orang yang susah, orang yang sedang takut dan beliau menjadi pengayom. Kita lanjutkan cita-cita ini saling mengayomi satu sama lain,” ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi: Buya Syafii Maarif Guru Bangsa dan Kader Terbaik Muhammadiyah
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Buya Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat (27/5/2022) pukul 10.15 WIB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, Gamping Yogyakarta.
Sebelum meninggal dunia, Buya Syafii telah dirawat di sejak tanggal 13 Mei 2022 karena sakit jantung.