Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa Itu Bakcang? Simak Rangkaian Tradisi Tionghoa di Festival Peh Cun dan Sejarahnya

Apa itu Bakcang? Simak Rangkaian Tradisi Tionghoa di Festival Peh Cun dan Sejarahnya. Festival Bakcang atau Peh Cun tahun ini jatuh pada 3 Juni 2022.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Apa Itu Bakcang? Simak Rangkaian Tradisi Tionghoa di Festival Peh Cun dan Sejarahnya
Warta Kota/Nur Ichsan
Warga Tionghoa, Kota Tangerang, melakukan sembahyang Twan Yang, yang mengawali prosesi pelaksanaan Festival Budaya Peh Cun, di Kali Cisadane, kawasan Kali Pasir, Kota Tangerang, Senin (2/6/2014). Apa itu Bakcang? Simak Rangkaian Tradisi Tionghoa di Festival Peh Cun dan Sejarahnya. Festival Bakcang atau Peh Cun tahun ini jatuh pada 3 Juni 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat Indonesia, khususnya keturunan Tionghoa merayakan Festival Bakcang setiap tahun.

Festival Peh Cun merupakan satu dari sekian perayaan yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa setiap tahun, tepatnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek, dikutip dari Lontar Universitas Indonesia.

Tahun ini, Festival Bakcang atau Peh Cun jatuh pada 3 Juni 2022.

Pada festival ini, Bakcang dan kue cang biasanya disajikan dalam Festival Peh Cun di Indonesia.

Masyarakat Tionghoa meyakini munculnya bakcang dan kue cang dalam perayaan Peh Cun didasari oleh cerita tokoh Wu Zixu dan Qu Yuan dari zaman Negara Berperang.

Bagi masyarakat Tionghoa, bakcang dan kue cang menjadi simbol untuk mengenang jasa dan kematian Wu Zixu dan Qu Yuan.

Berikut ini rangkaian tradisi Tionghoa dalam Festival Bakcang atau Festival Peh Cun.

Baca juga: SEJARAH dan Makna Ceng Beng, Tradisi Ziarah Kubur Warga Tionghoa di Tanggal 4-6 April

Berita Rekomendasi

Rangkaian Festival Bakcang

Bacang
Bacang (Sajian Sedap)

Menurut Edukasi Sains Antariksa, pada hari 5/5 itu, masyarakat Tionghoa menggantung rencengan 5 rempah, yang terdiri dari dlingo (jeringau), sundamala, bunga delima, soka dan bawang putih.

Rencengan tersebut digantung di atas pintu-pintu rumah untuk menghalau basa penyakit masuk ke rumah, di antaranya 5 binatang berbisa, ular, lipan, kalajengking, laba-laba, dan katak.

Ada pula yang menempelkan gambar binatang itu di dinding rumah, lalu ditusuk dengan jarum.

Ada juga yang memakaikan gelang kertas berbentuk potongan 5 binatang tersebut di lengan anak-anak.

Posisi sang Naga di langit utara pada periode itu juga bergerak ke puncak.

Naga adalah energi terang (Yang) yang bisa menghalau bencana dan wabah.

Jadi, dibuatlah perayaan memakai Perahu Naga yang diperlombakan tengah hari di saat matahari sedang di puncak.

Perayaan tersebut dilengkapi dengan Bakcang yang berbentuk tetrahedron, segitiga di keempat sisi sebagai simbol api.

Selain itu, masyarakat keturunan Tionghoa juga melakukan tradisi menegakkan telur saat Peh Cun sebagai simbol harmonisasi atau keseimbangan elemen, di samping itu juga karena posisi Matahari yang mencapai titik saat tengah hari.

Baca juga: Perbedaan Liong dan Barongsai dalam Tradisi Perayaan Imlek

Asal Usul Bakcang dan Festival Peh Cun

warta kota/nur ichsan

NONTON PEH CUN--- Warga Tionghoa, Kota Tangerang, melakukan sembahyang Twan Yang, yang mengawali prosesi pelaksanaan Festival Budaya Peh Cun, di Kali Cisadane, kawasan Kali Pasir, Kota Tangerang, Senin (2/6).  Acara dilanjutkan dengan memandikan perahu, ritual air berkah, melempar bakcang, tabur bunga, berebut bebek serta mendirikan telur. Acara ini akan dilanjutkan kembali pada 7-8 Juni dengan pagelaran lomba perahu naga dan perahu papak. Atraksi budaya ini dibuka oleh Plt Gubernur Banten Rano Karno.
warta kota/nur ichsan NONTON PEH CUN--- Warga Tionghoa, Kota Tangerang, melakukan sembahyang Twan Yang, yang mengawali prosesi pelaksanaan Festival Budaya Peh Cun, di Kali Cisadane, kawasan Kali Pasir, Kota Tangerang, Senin (2/6). Acara dilanjutkan dengan memandikan perahu, ritual air berkah, melempar bakcang, tabur bunga, berebut bebek serta mendirikan telur. Acara ini akan dilanjutkan kembali pada 7-8 Juni dengan pagelaran lomba perahu naga dan perahu papak. Atraksi budaya ini dibuka oleh Plt Gubernur Banten Rano Karno. (Warta Kota/Nur Ichsan)

Bakcang yang hadir di Festival Peh Cun memiliki sejarah panjang dan berkaitan dengan mitologi China.

Mitologi yang berkembang dalam tradisi masyarakat China disebut berkaitan dengan tokoh bernama Qu Yuan.

Qu Yuan adalah seorang pejabat dan penyair yang ternama di Negara Chu.

Ia dikenal memiliki kepribadian yang jujur, patriotik, dan rendah hati sehingga membawa pengaruh baik bagi kejayaan Negara Chu.

Suatu hari, Qu Yuan dituduh melakukan korupsi, sehingga ia diasingkan dan dikucilkan oleh masyarakat.

Ketika itu, tindakan korupsi disebut sebagai tindakan yang paling tidak terpuji yang dilakukan oleh pejabat atau penguasa.

Hal ini membuat Qu Yuan harus diasingkan keluar dari area pemerintahan Negara Chu, yang bertepatan dengan penyerangan yang dilakukan oleh Negara Qin.

Mendengar Qu Yuan gugur di sungai Miluo, masyarakat Negara Chu berbondong-bondong datang ke sungai Miluo untuk mencari Qu Yuan.

Baca juga: Mengenal Berbagai Istilah dalam Perayaan Imlek: Angpao, Cap Go Meh hingga Barongsai

Masyarakat menyusuri sungai dengan perahu naga dan menabuh drum sambil melemparkan kue beras ke dalam air.

Hal ini dilakukan agar Qu Yuan tidak diganggu oleh roh jahat.

Namun, pada akhirnya Qu Yuan tidak pernah ditemukan.

Masyarakat Tionghoa kemudian merayakan upacara sembayang Bacang tiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek.

Pada upacara sembahyang ini, Bacang akan ditata di meja altar dan diperuntukkan untuk para leluhur.

Khusus pada upacara Bacang, di rumah orang Tionghoa hanya menyediakan bacang dan bukan makanan lainnya.

Setelah sembahyang selesai, anggota keluarga baru diperbolehkan menikmati Bacang yang sudah selesai didoakan.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Festival Bakcang

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas