Soal Tiket Naik Candi Borobudur Rp 750 Ribu, Bhikkhu Pannyavaro: Rakyat Kecil Tentu Tidak akan Mampu
Bikkhu Pannyavaro menilai kenaikan tiket naik Candi Borobudur menjadi Rp 750 ribu sangat mahal bagi orang miskin.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera menanggapi wacana kenaikan tarif naik ke Candi Borobudur yaitu sebesar Rp 750 ribu.
Melalui akun Instagram Resmi Sangha Theravada Indonesia (STI), @medkomsti, Pannyavaro menilai kenaikan tarif tersebut tidak dapat dipenuhi oleh rakyat kecil khususnya dari umat Buddha.
Menurut Pannyavaro, mereka tidak akan mampu membayar untuk naik candi dalam rangka melakukan 'puja' atau 'pradaksina'.
"Rakyat kecil (umat Buddha pedesaan yang berada cukup banyak di Jawa Tengah) sampai meninggal dunia pun tentu tidak akan mampu naik ke atas candi untuk melakukan 'puja' atau 'pradaksina' karena harus membayar biaya yang sangat mahal bagi mereka: Rp750.000,- per orang," ujarnya.
Namun di sisi lain, ia mendukung adanya pembatasan jumlah pengunjung untuk naik ke Candi Borobudur sebanyak 1.200 orang.
Baca juga: Ini Perbandingan Tarif Tiket Masuk 7 Lokasi Keajaiban Dunia dengan Candi Borobudur
Baca juga: Tarif Masuk ke Candi Borobudur Tahun 2022 Tetap Sama, Rp 25.000 sampai Rp 350.000
Hanya saja, Pannyavaro tetap menganggap tarif sejumlah Rp 750 ribu memberatkan bagi masyarakat miskin.
Untuk mendukung rencana pembatasan itu, Pannyavaro pun mengusulkan apabila kuota per hari sudah terpenuhi maka pengunjung yang ingin naik di hari yang sama dapat melakukannya di hari lain.
"Kalau pada hari itu kuota sudah penuh, dimohon saja naik pada hari berikutnya atau hari yang lain. Kalau pengunjung tidak mau atau tidak bisa naik pada hari lain, ya sudah! Apalagi pendaftaran bisa dilakukan melalui 'on line'," katanya.
"Tetapi, jangan hanya yang punya uang saja yang boleh naik, atau dengan jalan lain harus menjadi bhiksu dulu, atau kembali menjadi murid sekolah. Tentu hal ini sangat tidak mungkin," imbuhnya.
Di akhir pernyataannya, ia pun menginginkan agar umat Buddha yang ingin naik ke Candi Borobudur memiliki kesamaan dengan umat Islam yang menanti antrian naik haji sampai beberapa tahun.
"Biarlah umat Buddha sabar menanti antrian bisa naik ke atas candi kita sendiri. Seperti halnya saudara-saudara Muslim yang juga sabar menanti antrian naik haji sampai beberapa tahun," kata Pannyavaro.
"Semoga usulan ini berkenan untuk diperhatikan oleh para pihak yang berwenang membuat keputusan-keputusan perihal regulasi Candi Borobudur," pungkasnya.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan berencana menaikkan harga tiket masuk ke kawasan wisata Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
Lewat postingan di akun instagram pribadinya, Luhut menyebut akan menerapkan harga tiket masuk atau karcis sebesar Rp 750 ribu untuk wisatawan lokal, dan 100 dollar AS (sekitar Rp1,4 juta) untuk turis mancanegara yang hendak pelesir ke kawasan Candi Borobudur.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.