FAKTA Kasus Kematian Sertu Bayu, Prajurit TNI yang Diduga Dianiaya Senior dan Respons Panglima TNI
Inilah sejumlah fakta terkait kasus kematian Sertu Marctyan Bayu Pratama yang diduga dianiaya dua seniornya hingga tuai respons Panglima TNI
Penulis: Sri Juliati
Editor: Daryono
Kasus kematian Sertu Bayu yang diduga dianiaya senior ini pun sampai di telinga Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa.
Jenderal Andika mengatakan, dua perwira yang diduga menjadi pelaku penganiayaan masing-masing berpangkat letnan satu (lettu) dan letnan dua (letda).
Mantan KSAD itu mengatakan, pihak polisi militer telah melimpahkan berkas perkara ke Oditurat Militer Jayapura pada 13 Desember 2021.
Selanjutnya, Oditurat Militer Jayapura baru melimpahkan ke Oditurat Militer Jakarta pada 25 Mei 2022.
Setelah berkas sampai di Oditurat Militer Jakarta, Andika kemudian memerintah oditur jenderal untuk menelusuri kasus tersebut.
"Selidiki apa yang terjadi karena saya ingin tahu apa yang terjadi," kata dia setelah rapat bersama Komisi I di DPR RI, Jakarta, Senin (6/6/2022).
6. Ada yang Sengaja Melambatkan
Dikutip dari Kompas.com, Andika menduga ada yang sengaja memperlambat penanganan kasus kematian Sertu Bayu.
"Kalau saya sinyalir ada bukti cukup kuat adanya kesengajaan melambat-lambatkan atau bahkan tidak membuka secara terang, maka saya berikan konsekuensi," kata Andika.
Kendati demikian, ia memastikan, proses hukum terhadap penanganan kasus ini harus terus berjalan.
Bahkan, Andika berjanji mengawal langsung kasus tersebut.
"Saya janji, saya akan kawal seperti halnya kasus hukum yang sudah terjadi kemarin," ucap dia.
7. Terima Kasih pada Sri Rejeki
Di satu sisi, Andika mengucapkan terima kasih kepada Sri Rejeki, ibunda mendiang Sertu Bayu Pratama.
Pasalnya, Sri Rejeki mau bersuara mencari keadilan atas kematian sang putra.
"Saya justru mau mengucapkan terima kasih kepada ibu korban, Ibu Sri Rejeki," kata Andika.
Menurutnya, Sri Rejeki yang terus mencari keadilan atas kematian putranya justru membuatnya mengetahui adanya kasus penganiayaan tersebut.
Sebab, sejak menjabat sebagai Panglima TNI, ia belum pernah mendengar kasus yang menimpa putra Sri Rejeki.
Padahal, setiap pekan ia selalu memantau kasus hukum yang menjerat prajuritnya.
"Kebetulan insiden itu terjadi sebelum saya masuk," kata dia.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (TribunSolo.com/Agil Trisetiawan) (Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.