Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selamat Hari Raya Galungan, Ini Tradisi yang Dilakukan Umat Hindu untuk Rayakan Hari Raya Galungan

Simak beberapa tradisi yang dilakukan umat Hindu untuk merayakan Hari Raya Galungan, beserta makna Hari Raya Galungan.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Selamat Hari Raya Galungan, Ini Tradisi yang Dilakukan Umat Hindu untuk Rayakan Hari Raya Galungan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Umat Hindu mengikuti persembahyangan saat merayakan Hari Raya Galungan di Pura Amerta Jati Cinere, Depok, Rabu (14/4/2021). Hari Raya Galungan yang merupakan hari merayakan kemenangan kebaikan (Dharma) melawan kejahatan (Adharma) itu diikuti umat Hindu dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Selain Ngejot kepada sesama, di daerah Buleleng juga ada Ngejot Punjung ke setra saat Galungan.

Ngejot Punjung ini dilakukan dengan membawa sodaan ke makam keluarga di setra.

Warga di kawasan Banjar Jambe, Desa Kerobokan, Kuta Utara, mulai memasang penjor menjelang Galungan, Selasa (25/12/2018).
Warga di kawasan Banjar Jambe, Desa Kerobokan, Kuta Utara, mulai memasang penjor menjelang Galungan, Selasa (25/12/2018). (Tribun Bali/Rizal Fanany)

2. Tradisi Memotong Babi

Satu hari sebelum Hari Raya Galungan, umat Hindu akan merayakan penampahan.

Saat penampahan, umat Hindu akan memotong hewan babi.

Memotong babi saat penampahan bermakna untuk mengalahkan sad ripu atau enam sifat manusia.

Nantinya daging babi ini akan diolah menjadi aneka sarana upakara dan juga hidangan seperti lawar, sate, komoh, timbungan, maupun urutan.

Berita Rekomendasi

Daging babi tersebut tidak hanya dinikmati, tetapi juga dihaturkan kepada Tuhan karena semua itu ciptaan Tuhan.

Ini merupakan rangkaian wajib saat penampahan di setiap Hari Raya Galungan.

3. Tradisi Memasang Penjor

Hari Raya Galungan biasanya ditandai dengan adanya penjor.

Penjor merupakan merupakan lambang Bhatara Mahadewa yang berstana di Gunung Agung atau Bhatara Siwa.

Adapun dalam membuat penjor, sarananya terdiri dari pala bungkah atau segala jenis umbi-umbian, pala gantung segala jenis yang tergantung seperti buah-buahan, palawija atau biji-bijian, bambu, kasa putih kuning, lamak.

Penjor ini nantinya akan ditancapkan di depan pintu masuk saat penampahan sore agar esoknya saat Galungan masih dalam keadaan segar.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas