NasDem Optimis Indonesia Mampu Lewati Gejolak Ekonomi dan Pangan
Fauzi H Amro optimistis Indonesia mampu melewati masalah ekonomi dan pangan yang disebabkan kondisi geopolitik dunia.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Kelompok Fraksi (Kapoksi) Partai NasDem Fauzi H Amro optimistis Indonesia mampu melewati masalah ekonomi dan pangan yang disebabkan kondisi geopolitik dunia.
Hal itu bisa diatasi jika Indonesia memiliki mitigasi resiko yang baik.
“Prinsipnya, masalah ini tergantung mitigasi resikonya. Kalau di hulunya tidak ada masalah, pasti di hilir tidak ada masalah. Masalahnya sekarang, lonjakan harga komoditas, baik energi maupun pangan, ini kan berimplikasi pada semua sektor,” kata Fauzi saat FGD dalam rangka Pra-Rakernas Partai NasDem, dengan tema ‘Perkembangan Ekonomi, Pangan, dan Geopolitik Dunia’, di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/6) lalu.
Baca juga: Di DPR, Luhut Jelaskan Polemik Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur
Baca juga: Pemerintah Siapkan Anggaran Rp 92,3 Triliun untuk Ketahanan Pangan 2022
Fauzi pun tetap optimistis melihat APBN yang masih dalam defisit yang ditentukan UU yaitu sebesar 3 % .
“Pendapatan pajak dan perpajakan saja Rp1800, pajak Rp1400 triliun, bea cukai Rp400 triliun. Dan pendapatan negara bukan pajak sekitar Rp400 triliun. Artinya Rp2200 sampai Rp2400 triliun. Sedangkan, belanja kita Rp2700-Rp2900 triliun. Artinya, defisit kita antara Rp400-Rp500 triliun.Itu di angka aman 2,6-2-9 persen,” ujar anggota Komisi XI DPR RI ini.
Lebih lanjut Fauzi menegaskan, gejolak dan permasalahan ekonomi dunia memang tidak akan pernah selesai, yang terpenting ialah mitigasi resiko yang baik.
“Perang dagang Amerika-China, setelah itu Covid-19, masuk lagi perang Rusia-Ukraina. Ada saja permasalahan ekonomi global. Yang menjadi landasan, kita negara maritim, agraris. Ya itu yang kita kembangkan,” tandas Fauzi.
Baca juga: Gubernur Lemhanas: Kolaborasi Kementan Sangat Luar Biasa dalam Menjaga Pangan
Untuk itu, Legislator NasDem tersebut mendorong penguatan kementerian/lembaga yang menjadi penopang ekonomi negara.
“Dari sisi hulu Kementerian Pertanian menyumbang 13,5 persen pada PDB (Produk Domestik Bruto) kita. Dari sisi pajak memang sedikit, tapi bisa membuka lapangan kerja dan seterusnya. Sebagai penopang utama, anggaran pertanian ini dari tahun ke tahun jangan dipotong terus, malah wajib ditambah,” tegasnya.