Politik Identitas Semestinya tidak Terulang Lagi di Pemilu 2024
Budi Arie menilai Universitas Indonesia memiliki peran penting untuk menghilangkan sekat-sekat.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
![Politik Identitas Semestinya tidak Terulang Lagi di Pemilu 2024](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tribun-network-ngobrol-bareng-ketum-projo_20220607_173305.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi mengatakan pemilihan umum 2024 menjadi momentum untuk menghilangkan politik identitas.
Menurutnya, politik identitas semestinya tidak terulang untuk kemajuan demokrasi di Republik Indonesia.
"Politik identitas memecah belah bangsa, percuma lagi ngapain kita berbicara hal yang semestinya begitu," ucap Budi Arie dalam agenda Sosialisasi 4 Pilar dan Kohesi Kebangsaan ILUNI UI, Sabtu (11/6/2022).
Tidak ada satupun manusia yang bisa menghendaki terlahir dari suku apa.
Begitupun pemberian gender secara lahiriyah sudah diberikan oleh Tuhan.
"Itulah yang disebut politik lahiriya walaupun kalau dilahirkan kembali saya mau jadi perempuan, begitu, yang namanya suku dan gender tidak kita minta," imbuhnya.
Baca juga: Sindir Manuver dari Elite Politik Menuju Pemilu 2024, Hasto PDIP: Kami Tak Tergoda
Budi Arie menilai Universitas Indonesia memiliki peran penting untuk menghilangkan sekat-sekat.
Ia menilai demokrasi Indonesia sudah 24 tahun sejak reformasi sehingga perlu dibangun dengan tawaran isu dan gagasan cerdas.
"Kita harus buat demokrasi Indonesia lebih maju lagi, lebih programatik, berbobot supaya diskusinya lebih mencerahkan serta mencerdaskan bangsa," urainya.
Ketua Umum Projo ini bangga menjadi alumni Universitas Indonesia meskipun hanya 30 persen mengikuti mata kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Karena itu, UI khususnya para alumni bisa mengikat kohesivitas kebangsaan dengan cara merumuskan nilai-nilai fundamental menuju Indonesia 2045.
Jangan Terjebak
Berbagai tantangan dihadapi bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia emas di 100 tahun kemerdekaan bangsa.
Satu di antaranya posisi Indonesia sebagai negara berpenghasilan menengah atau middle income trap.
Budi Arie menyatakan jebakan tersebut harus bisa diselesaikan seperti menyiapkan SDM, infrastruktur, birokrasi, dan transformasi ekonomi.
"Saya ambil contoh Brasil yang mampu flip, sementara Indonesia hanya continue pertumbuhannya tidak ada lompatan, saya kira kita akan terjebak," urainya.
Dia menekankan untuk mencapai tujuan tersebut, panggung demokrasi Indonesia harus bersih dari politik SARA.
Baca juga: Kalau PKS dan PKB Bentuk Poros Ketiga, Politik Identitas akan Hilang
"Orang sudah bicara metaverse hidrogen hingga renewable energy, kita masih masih bicara asal usul, kan lucu sekali," kata Budi Arie.
Sudah barang tentu mimpi para pendiri bangsa ingin Indonesia menjadi negara yang disegani di seluruh dunia.
Bahkan lembaga internasional memprediksi Indonesia bisa menempati empat besar kekuatan ekonomi.
"Negara Indonesia akan mempengaruhi wajah dunia dari segala hal. Kita masih impor beras walaupun sedikit, nah ini kan problem, sayang UI nggak punya Fakultas Pertanian jadi saya nggak bisa menyalahkan UI," ucap Budi. (Tribun Network/Reynas Abdila)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.