Pengamat Maritim Sarankan Pemerintah Bikin ALKI Rest Area untuk Meningkatkan Devisa
Marcellus Hakeng Jayawibawa mengatakan, keberadaan ALKI menjadikan Indonesia sebagai negara yang strategis.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ditetapkan tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang menjadi rute utama perjalanan kapal-kapal yang hendak melintasi Indonesia tanpa perlu singgah menguatkan cita-cita Indonsia menjadi Poros Maritim Dunia.
Pendiri Perkumpulan Ahli Keselamatan dan Keamanan Maritim Indonesia (AKKMI) Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa di Jakarta mengatakan, keberadaan ALKI menjadikan Indonesia sebagai negara yang strategis.
"Kestrategisan ini harusnya mempunyai selling point tinggi dalam hal ekonomi. Sebab, Indonesia berada di jalur perdagangan Internasional," kata Hakeng dalam keterangannya, Senin (13/6/2022).
Disebutkan Hakeng, keunggulan lain terkait keberadaan ALKI untuk Indonesia adalah akan dilewati banyak kapal-kapal niaga.
Data dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terdapat 40 % potensi barang perdagangan dunia senilai USD 15 triliun per tahun yang melewati perairan Indonesia.
"Seharusnya dengan posisi Indonesia yang seperti ini akan banyak kapal laut dari negara lain yang singgah. Akan tetapi permasalahannya, pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia belum menjadi pilihan utama kapal-kapal niaga asing yang melalui wilayah Indonesia," katanya.
Disebutkan, kebanyakan kapal dagang asing tersebut memilih untuk sandar di pelabuhan Singapura.
"Oleh karena itu, pemerintah harus terus menelurkan ide kreatifnya guna meningkatkan daya saing dan kualitas pelayanan berbagai pelabuhan di tanah air sehingga dapat menjadi pilihan bagi Kapal-Kapal asing tersebut untuk singgah," katanya.
Untuk menjadi informasi, Selat Malaka saja ada lebih dari 120.000 kapal per tahun yang lewat di sana.
Kemudian ada lebih 56.000 kapal per tahun yang melalui Selat Sunda dan selat Lombok dilalui lebih dari 36.000 kapal per tahun.
"Sebenarnya ALKI memiliki potensi besar guna menambah pundi devisa negara," katanya.
Hakeng mendorong Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk dapat membaca kebutuhan pasar ini bukan hanya berdasarkan kemauan dan pemikirannya sendiri.
"Dalam pemikiran saya, sudah saatnya untuk dapat menarik pendapatan negara dari aktifitas yang terjadi di ALKI yang selama ini hanya di utilisasi sebagai ‘Jalan Tol’ oleh Kapal-Kapal Asing yang hanya lewat dan melintas," katanya.