Mentan Sebut Ulah Spekulan Soal Wabah PMK Pengaruhi Harga Ternak Jelang Idul Adha
Syahrul Yasin Limpo angkat suara soal penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak menjelang hari raya kurban atau Idul Adha tahun 2022.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo angkat suara soal penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak menjelang hari raya kurban atau Idul Adha tahun 2022.
Saat ditemui di Kantor Kemenko PMK Jakarta, ia mengatakan sekarang ini banyak sekali spekulan yang menakuti-nakuti rakyat soal wabah PMK.
Hal ini berimbas pada para penjual ternak, karena penjual akhirnya menjual dengan harga murah sebab takut dagangannya tidak laku di pasaran.
Namun, dia memastikan akan menindaklanjuti hal tersebut.
“Saat ini banyak sekali spekulan, quote and quote, dalam tanda kutip, yang selalu menakuti-nakuti rakyat, akhirnya harga (ternak) yang (seharusnya) 30 juta, rakyat karena takut akhirnya dijual hanya 10 juta, 7 juta, tapi kita akan tangani itu semua,” kata Syahrul Yasin Limpo, Selasa (14/6/2022).
Baca juga: Hari ini Vaksinasi PMK Secara Nasional Dimulai di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
Mentan mengatakan wabah PMK itu memang ada dan harus menjadi perhatian.
Akan tapi daerah-daerah yang non PMK jauh lebih banyak.
Misalnya dari populasi sapi sebanyak 16 juta, yang terkena hanya berkisar 100.000, tidak sampai 150.000.
Karena itu, pihaknya akan membuat peta dengan menjadikan daerah hijau atau daerah yang tidak ada wabah PMK menjadi daerah suplai, sedangkan daerah lainnya akan menjadi daerah demand.
Baca juga: 4.692 Ekor Ternak Terindikasi PMK di Aceh Utara Dalam Sebulan Ini
“Kalau terjadi PMK di suatu kabupaten tidak berarti seluruh kabupaten kena. Itu terdiri atas (beberapa) kecamatan atau desa saja. Jarang sekali yang massif. Oleh karena itu, kita punya populasi sapi 16 juta, yang terkena itu 100.000, tidak sampai 150.000, tapi bukan berarti itu tidak banyak, banyak juga. Kita harus khawatir. Tapi dibandingkan 16 juta, masih cukup tersedia,” ujarnya.
“PMK tidak berbahaya bagi manusia, tapi untuk idul kurban kita akan pilihkan yang baik-baik,” kata Mentan.
Terkait vaksin PMK untuk hewan ternak, Syahrul Yasin Limpo mengatakan akan diberikan secara bertahap karena membutuhkan perlakuan khusus untuk sampai ke daerah-daerah.
Vaksinasi massal secara nasional dilakukan pertama kali di peternakan sapi perah Dusun Tanjunganom, Desa Tanjungsari, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.
“Saya kira tanggal 18 (Juni) kita berusaha untuk dimaksimalkan,” ujarnya.