Peneliti LSI: Jika Terpilih Jadi Presiden, Ganjar Berpotensi Jadi Ketua Umum PDIP Setelah Megawati
Elektabilitas dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kerap kali menempati posisi teratas atau paling tidak tiga besar.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elektabilitas dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kerap kali menempati posisi teratas atau paling tidak tiga besar dari beberapa hasil lembaga survei, termasuk Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Di mana dalam hasil survei LSI Denny JA, Ganjar Pranowo menempati posisi kedua dengan perolehan suara 23,5 persen di bawah Prabowo Subianto, dan unggul atas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dengan hasil tersebut, Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan, sangat berpotensi jika orang nomor satu di Jawa Tengah itu diusung sebagai Capres 2024 mendatang, tak terkecuali dari PDIP.
Terlebih, Ganjar Pranowo berdasarkan hasil survei LSI memiliki tingkat keterkenalan di masyarakat yang tinggi.
"Catatan untuk Ganjar Pranowo. Saat ini (Juni 2022), tingkat pengenalan di angka 66,4 persen, dengan tingkat kesukaan 82,1 persen, dan elektabilitas 23,5 persen," kata Ardian saat menyampaikan hasil surveinya secara daring, Selasa (14/6/2022).
Baca juga: Hasil Survei LSI Soal Elektabilitas Capres 2024: Ganjar dan Anies Baswedan Tempel Prabowo Subianto
Hanya saja, terdapat beberapa kondisi yang dinilai tidak menguatkan Ganjar untuk diusung partainya yakni PDIP.
Salah satunya yakni, Ganjar menurut Ardian bukanlah figur yang memiliki kekuasaan di partai dalam kata lain hanya anggota partai.
Tak hanya itu, jabatan Ganjar menjadi Gubernur Jawa Tengah juga akan paripurna pada 2023 mendatang.
Baca juga: Survei Sebut Mayoritas Pemilih PDIP Dukung Ganjar, Arif Wibowo: Pemilu Itu Realitas Bukan Berkhayal
"Sungguh pun Ganjar nomor dua, ia juga tidak menguasai partai, dan jabatan gubernurnya selesai pada bulan September 2023," beber Ardian.
Namun, jika nantinya PDIP atau koalisi dari gabungan partai lain mengusung Ganjar menjadi Presiden dan berhasil memenangkan Pilpres, maka bukan tidak mungkin, jabatan Ketua Umum PDIP selanjutnya akan dipegang Ganjar Pranowo.
"Jika ia menjadi calon presiden dari PDIP, dan terpilih sebagai presiden, Ganjar potensial pula menjadi Ketum PDIP setelah Megawati," ujarnya.
Akan tetapi menurut Ardian, kondisi tersebut diperkirakan menjadi kekhawatiran bagi para elit PDIP yang tetap menginginkan kalau ketua umum partai dipegang dari keturunan Soekarno.
Baca juga: PDIP Ingatkan Parpol Lain Tidak Bajak Ganjar Pranowo, Indikasi Beri Dukungan untuk Pilpres 2024?
"Ini juga dikhawatirkan para elite PDIP yang tetap inginkan Ketua Umum PDIP dari trah Soekarno," ucap dia.
Hanya saja, jika PDIP mengusung Puan Maharani sebagai Capres yang notabenenya merupakan putri dari sang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sekaligus cucu dari Soekarno, diyakini Ardian, Puan belum dapat mendongkrak perolehan suara di Pilpres.
Hal itu dibuktikan dari hasil survei LSI, di mana elektabilitas Puan Maharani hanya mendapatkan 2,0 persen suara, dengan tingkat kesukaan hanya 53,4 persen dan keterkenalan hanya 66,8 persen.
"Sungguh pun Puan sebagai tokoh utama trah Soekarno yang memegang tiket dari PDIP, tetapi elektabilitasnya sebagai capres belum meyakinkan," kata Ardian.
Sebagai informasi, survei yang dilakukan oleh LSI Denny JA ini dilakukan dalam rentang waktu 14 Mei hingga 7 Juni 2022 dengan melibatkan 1.200 responden.
Adapun metode yang dilakukan yakni menerapkan wawancara tatap muka kepada responden dengan dilengkapi riset kualitatif serta terdapat margin of error (MoE) kurang lebih 2,9 persen.