Empat Ketum Parpol Jadi Menteri, Pengamat: Posisi Jokowi Makin Kuat Jadi King Maker 2024
Presiden Jokowi resmi mengumumkan perombakan atau reshuffle kabinet di Istana Negara hari ini, Rabu (15/6/2022).
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) dilantik sebagai Menteri Perdagangan dan menggantikan Muhammad Lutfi.
Dilantiknya Zulhas menambah deretan ketum parpol yang menduduki kursi Menteri kabinet Presiden Joko Widodo.
Sehingga, total ketum parpol yang menjadi menteri ada empat orang.
Yakni Menko Bidang Perekonomian yang juga Ketum Partai Golkar, Airlangga Hartarto; Menteri Pertahanan sekaligus Ketum Gerindra, Prabowo Subianto.
Baca juga: Jokowi Resmi Reshuffle Kabinet, Dua Menteri Dicopot: Muhammad Lutfi dan Sofyan Djalil
Lalu, Menteri Bappenas yang merupakan Ketum PPP, Soeharso Monoarfa, dan terbaru Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan.
Terkait hal itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno memberikan pandangannya.
Ia menilai, dengan deretan ketum parpol tersebut bisa menguatkan posisi Jokowi sebagai penentu alias king maker dalam Pilpres 2024.
Istilah tersebut merujuk pada tokoh yang dinilai dapat memunculkan kandidat yang memenangi pemilu.
Baca juga: Sekjen Gerindra Ungkap Pertemuan Prabowo dengan Jokowi Tak Bahas Reshuffle
"Sudah ada empat ketua umum parpol yang saat ini jadi menterinya Jokowi, dan satu sekjen partai,"
"Artinya Jokowi semakin powerfull, karena hampir 82 persen parpol yang notabene memiliki kekuatan politik di parlemen itu bisa dipastikan taat secara robotik dengan Jokowi,"
"Nah ini justru akan menebalkan kekuatan Jokowi sebagai king maker di 2024," kata Adi, Selasa (15/6/2022) dikutip dari kanal YouTube Kompas Tv.
Dengan deretan ketum parpol itu juga membuat Jokowi lebih mudah untuk mengetahui siapa yang akan bertanding di pilpres mendatang.
"Bisa dibayangkan, empat ketum parpol dikonsolidasi di satu kabinet yang sama, memang Jokowi bukan ketum partai tapi dia bisa menyatukan kekuatan politik,"
"Tentu saja ini dalam banyak hal bisa menentukan soal konfigurasi Pilpres di 2024 mendatang,"
"Ketika ketua umum jadi menteri, Jokowi juga bisa bicara banyak ke mereka tetang siapa saja yang akan bertanding,"
Alasan Jokowi Copot Mendag Lutfi dan Diganti Zulhas
Jokowi menjelaskan alasan dan pertimbangannya memilih Zulhas sebagai Menteri Perdagangan.
Jokowi mengatakan, Zulkifli Hasan atau Zulhas memiliki skill manajerial yang dinilai mumpuni.
Sehingga menurutnya, Zulhas dapat mengatur secara detail mengenai bidang perdagangan, terlebih urusan mikro.
Baca juga: DAFTAR Nama Menteri dan Wakil Menteri Terbaru Jokowi Pasca-Reshuffle Kabinet
"Sekarang bukan hanya makro saja, tapi mikronya juga harus secara detail dikerjakan," kata Jokowi, Rabu (15//2022) dikutip dari YouTube Kompas TV.
Meski demikian, tak hanya berfokus pada mikro, Jokowi pun memahami bahwa urusan ekspor juga menjadi tugas dari Kemendag.
Namun menurut Jokowi yang lebih penting yakni urusan pokok dalam negeri.
Baca juga: Menseskab Tegaskan Reshuffle Kabinet Dilakukan Secara Matang dan Tidak Tiba-tiba
"Tapi yang lebih penting urusan kebutuhan pokok di dalam negeri harus bisa kita jaga," kata dia.
Lanjut Jokowi, menyebut Ketum PAN tersebut kaya akan pengalaman dan rekam jejaknya yang panjang.
"Saya kira (Zulhas) akan sangat bagus untuk Mendag,"
"Karena sekarang ini urusan pangan yang berkaitan dengan rakyat ini memerlukan pengalaman lapangan, memerlukan kerja-kerja yang terjun lapangan untuk melihat langsung persoalan yang utamanya berkaitan dengan kebutuhan pokok rakyat," kata Jokowi.
Jokowi Lantik 2 Menteri dan 3 Wakil Menteri
Menteri:
- Menteri Perdagangan: M Lutfi diganti Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan;
- Menteri ATR/BPN: Sofyan Djalil diganti Mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto.
Wakil Menteri:
- Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni sebagai Wakil Menteri ATR/BPN;
- Sekjen PBB Afriansyah Nor sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan;
- John Wemi Watimpo sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri, sebelumnya menjabat Wamen PUPR.
(Tribunnews.com/Milani Resti//Reza Deni)