Jokowi Kenang Program Kartu Prakerja Dibuat saat Indonesia sedang Dilanda Covid-19
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan program Kartu Prakerja akan terus dilanjutan di tahun depan karena banyak memberikan manfaat.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan program Kartu Prakerja akan terus dilanjutan di tahun depan.
Program ini juga akan tetap berjalan meski kelak ia tak lagi menjabat sebagai presiden.
Jokowi mengatakan program Prakerja perlu dilanjutkan karena memberikan manfaat bagi penerimanya.
Ia mengatakan anggaran untuk Kartu Prakerja di tahun depan sudah tersedia.
"Terus. Ini akan diteruskan termasuk tahun depan anggaranya sudah ada. Tahun depannya lagi ada lagi," kata Jokowi di acara bertajuk ‘Temu Raya #KitaPrakerja’ di Sentul International Convention Center, Jumat (17/6).
Anggaran Kartu Prakerja nantinya disesuaikan dengan pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun depan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan APBN 2023 masih disusun.
"Sedang kami hitung semuanya untuk anggaran tahun 2023. Ini nanti kami lihat keseluruhan bansos dan lainnnya," ujar Sri Mulyani di tempat yang sama.
Baca juga: PENDAFTARAN Kartu Prakerja Gelombang 33 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya
Presiden Joko Widodo mencanangkan Program Kartu Prakerja pada Februari 2019.
Dalam dua tahun pelaksanaannya, Program Kartu Prakerja telah mencapai gelombang ke-32.
Sudah lebih dari 12,8 juta penerima manfaat yang tersebar di 514 kabupaten/kota se-Indonesia.
Dalam sambutannya Jokowi mengaku senang dengan program Kartu Prakerja.
Pasalnya program Kartu Prakerja dibuat saat Indonesia sedang dilanda Covid 19.
“Karena saat itu saya ingat awal Maret tanggal 2 Maret, kita masuk yang namanya Covid, pertama kali masuk tanggal itu. Kemudian sebulan setelah itu mungkin tanggal-tanggal 11 April, Kartu Prakerja ini dimulai sehingga suasananya itu suasana Covid,” kata Jokowi.
Bisa dibayangkan, kata Jokowi, sebuah program disiapkan saat pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Apalagi program tersebut kemudian mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat.
“Yang daftar itu sampai saat ini sudah 115 juta, yang terverifikasi 84 juta, yang diterima 12,8 juta. Besar sekali. Ini angka yang tidak kecil 12,8 juta,” katanya.
Program tersebut kata Jokowi tidak mungkin berjalan seperti sekarang apabila tidak menggunakan platform digital.
Bagaimana uang pelaksanaan program, langsung ditransfer dari Kementerian Keuangan kepada rekening peserta, sehingga tidak melalui Provinsi, kabupaten atau kota.
“Platform seperti ini hanya bisa dihasilkan oleh anak-anak muda, yang sudah tua kayak seperti saya, nggak mungkin bisa membikin platform yang bagus seperti ini,” katanya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan 95 persen telah menerima insentif.
"Ini juga bagian dari SDGs karena dinikmati di 514 kabupaten/kota, 56 persen tinggal di desa, 49 persen perempuan, 3 persen penyandang disabilitas," ujar Airlangga.
Sementara Jokowi mengatakan antusiasme para alumni Kartu Prakerja menunjukkan bahwa manfaat diterima dengan baik oleh peserta.
Sebab 89 persen peserta mengatakan program ini mengalami peningkatan kompetensi, produktivitas, daya saing, dan kewirausahaan.
"Itu menunjukkan bahwa manfaat memang diterima oleh mereka, peserta kartu prakerja, di dalam survei jelas sekali 88,9 persen para peserta mengaku mendapat manfaat berupa keterampilan yang lebih baik. ini penting, data 89 persen adalah sebuah apresiasi," kata Jokowi.
Namun, menurutnya program ini perlu terus dilakukan evaluasi terkait anggaran, dan sistem seperti keluhan yang disampaikan para peserta.
"Yang paling penting sekarang dievaluasi dulu, ada koreksi-koreksi, mengenai anggaran disesuaikan APBN yang ada, tapi yang jelas dalam pengembangan SDM negara kita ini sangat baik. upskilling, reskiling dalam jumlah yang gede sekali," ujarnya.(tribun network/ras/fik/dod)