63,25 Persen Jemaah Haji Indonesia Berisiko Tinggi, Terbanyak Gangguan Kardiovaskuler
Tim promkes sudah menemukan ada 269 kasus panyakit yang dialami jamaah haji Indonesia. ada lima gangguan kardiovaskuler.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tim promosi kesehatan (promkes) sudah menemukan ada 269 kasus panyakit yang dialami jamaah haji Indonesia.
Dari 269 kasus ini, lima sampai empat kasus adalah gangguan kardiovaskuler.
Sebanyak 99 kelompok terbang (kloter) telab tiba di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) hingga Jumat (17/6) pukul 14.00 WAS.
Anggota tim promkes dr Aris Yudhariansyah mengatakan, dari 99 kelompok terbang (kloter) yang sudah tiba di Bandara AMAA ada 39.125 jamaah dengan persentase jamaat risti 63,25 persen.
Berdasarkan deteksi dini tim promkes sudah memberikan penyuluhan kepada 2.343 jamaah haji.
“Dari 269 kasus ini, lima sampai empat kasus adalah gangguan kardiovaskuler sementara satu kasus dari penyakit degeneratif lain seperti diabetes dan hipertensi,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (19/6/2022).
Aris menyarankan, bagi jemaah yang mempunyai penyakit-penyakit yang termasuk dalam golongan resiko tinggi di tanah air bisa lebih mempersiapkan dirinya terkait dengan upaya kesehatannya.
Seperti memeriksakan diri mulai dari Puskesmas di daerah itu harusnya lebih lebih ketat lagi.
“Sehingga kriteria risiko tinggi itu sudah disematkan dan sudah diobservasi sejak pemeriksaan pertama kesehatan jamaah haji,” katanya.
Ketika jemaah dilakukan pemeriksaan oleh dokter di embarkasi, maka hasilnya tinggal final cek kesehatan saja berdasarkan hasil medical record yang sudah didapat dari daerah.
Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Dilarang Lakukan Ini di Hotel, Kamar Pernah Kebanjiran karena Jemuran
Dokter juga bisa menambah pemeriksaan terhadap keluhan-keluhan jamaah saat menjelang keberangkatan.
“Berdasarkan pemeriksaan free flight itu bisa diputuskan dengan cepat ini jamaah haji layak atau tidak layak melakukan perjalanan ke Saudi Arabia,” kata dokter Andi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.