Hadir Apa Adanya dan Rileks, Ketulusan Iriana Widodo Dampingi Misi Damai Jokowi ke Ukraina dan Rusia
Ikut serta Ibu Negara Iriana Widodo mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan ke Ukraina dan Rusia mendapat sorotan positif.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketulusan Ibu Negara Iriana Widodo mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan ke Ukraina dan Rusia mendapat sorotan.
Siti Ruhaini Dzuhayatin Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) mengatakan kunjungan Iriana widodo mempunyai signifikansi tersendiri.
"Pertama menggambarkan keteguhan beliau yang tidak semata mendampingi Presiden Jokowi, tapi memiliki keteguhan misi damai ini perlu dilakukan untuk mengakhiri krisis kemanusiaan yang terjadi di Ukraina," kata Siti di Jakarta, Kamis (30/6/2022).
Menurutnya ada ketulusan dan kesungguhan yang ditunjukan Iriana Widodo, melihat banyak anak-anak dan perempuan yang jadi korban perang antara Ukraina dan Rusia
"Kedua memberikan pesan bahwa ada kesungguhuan dari Presiden Jokowi dan Ibu Iriana dalam mengupayakan misi damai ini atas dasar persahabatan yang tulus," kata Siti.
Siti meyakini, langkah Presiden Jokowi menggunakan pendekatan soft diplomacy antar kepala negara menjadi lebih efektif.
"Apalagi mengedepankan perasaan dan kedekatan emosional. Yang dilakukan di dalam satu pendekatan soft diplomacy layaknya sahabat, Presiden Jokowi dan Ibu Negara hadir apa adanya, rilkes. Kemudian menunjukan juga kesungguhan sebagai sahabat mengerti apa masalah dan mencoba cari soulsinya," kata Siti.
Simbol diplomasi damai
Sementara itu, pengamat Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Lukman Fahmi Djarwono menilai, hadirnya Iriana dalam lawatan Jokowi mampu memberikan pendekatan lain.
Baca juga: Pelukan Iriana Jokowi kepada Korban Perang di Kyiv: Pesan Perdamaian di Tengah Konflik Rusia-Ukraina
Lukman mengungkapkan ada pendekatan sisi humanis dari Jokowi dan Iriana.
"Ini akan menjadi semacam pendekatan lain dari sisi keibuan."
"Ketika mereka nanti bertemu, ada pembicaraan-pembicaraan yang mungkin di luar 'pembicaraan laki-laki' yang mungkin bisa menjadi ice breaking atau apa yang mampu mengoptimalkan hasil pertemuan," ungkap Lukman saat menjadi narasumber talkshow Tribunnews, Rabu (29/6/2022).
Pendamping Jokowi yang Sejati
Sementara itu, Pengamat Militer dan Keamanan, Connie Rahakundini Bakrie menyebut Iriana adalah pendamping Jokowi yang sejati.
"Saya selalu melihat Ibu Iriana, terlepas ini urusan perang atau tidak, memang beliau adalah pendamping Pak Jokowi yang sejati," ungkap Connie, Rabu (29/6/2022).
Kemanapun Jokowi pergi, lanjutnya, Iriana hampir selalu ada.
"Apalagi ini terkait misi berbahaya, intinya ini misi yang berisiko tinggi, dan beliau menunjukkan perannya sebagai pendamping presiden, ibu negara kita yang selalu ada di samping presiden memberikan support," ungkap Connie.
Baca juga: Diundang Jokowi ke G20, Zelensky Tak Akan Tinggalkan Ukraina Bila Masih Kondisi Perang
Simbol Diplomasi Damai
Pendapat lain datang dari Pengamat Militer dan Intelijen, Ridlwan Habib.
Ia mengatakan ada tiga makna di balik kunjungan bersejarah ke Ukraina.
Pertama, kata Ridlwan, Presiden Jokowi seolah ingin menekankan penyertaan Ibu Negara sebagai simbol diplomasi damai.
"Pertama, ini merupakan simbol diplomasi damai atau soft diplomacy dari Pak Jokowi. Untuk menunjukkan bahwa Indonesia beriktikad baik dengan simbol mengajak istri atau ibu negara," ucap Ridlwan Habib, Rabu (29/6/2022) dikutip dari Kompas TV.
Baca juga: Jokowi: Saya Menawarkan untuk Menyampaikan Pesan dari Presiden Zelensky kepada Presiden Putin
Dari sisi keibuan atau sisi kewanitaan, kata Ridlwan, Ibu Negara identik dengan makna damai, lembut, dan anti-kekerasan.
"Maknanya dalam, karena menonjolkan sisi diplomasi lembut seorang Ibu," ucap Ridlwan.
Apalagi, Indonesia juga membawa bantuan kemanusiaan atau humanitarian aid dalam rangkaian kereta api.
Makna yang kedua, lanjut Ridlwan, Presiden Jokowi ingin menunjukkan kepada dunia internasional, bahwa dukungan nyata harus diwujudkan dalam bentuk keberanian bertindak.
"Presiden Jokowi sangat berani karena mengajak Ibu Iriana memasuki suatu negara yang dilanda perang. Risikonya sangat tinggi, tapi tetap mantap masuk," tutur Direktur Lembaga Strategi Inteligensia Indonesia tersebut.
Kemudian makna ketiga, Jokowi ingin menunjukkan Iriana adalah sumber kekuatan dan kemantapan hati seorang Presiden dalam melangkah.
Dalam terminologi Jawa, istri disebut ‘garwa’, sigaraning nyawa, separuh nyawa.
"Maka wajib diajak sebagai sumber kekuatan," kata Ridlwan. (*)