Pengamat Nilai Kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia Sukses Karena BAIS Hebat
Keberhasilan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia tidak lepas dari kerja keras para Atase Pertahanan di bawah Badan Intelijen Strategis
Penulis: Dodi Esvandi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberhasilan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia tidak lepas dari kerja keras para Atase Pertahanan di bawah Badan Intelijen Strategis TNI dalam mengolah informasi dan membuat prediksi.
Pengamat Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta, Dr Algooth Putranto memuji dua Atase Pertahanan (Athan) Republik Indonesia di Polandia dan Rusia yang bekerja keras menjalankan fungsi mereka sehingga memungkinkan kunjungan penuh risiko Presiden dapat terlaksana.
“Jika melihat mulusnya kunjungan Presiden Jokowi terutama di Ukraina itu tidak lepas dari kerja keras para Kolonel pejabat Athan di Polandia dan Rusia. Kerja keras mereka patut diapresiasi. Kompak, mungkin karena mereka berdua kakak adik karbol (siswa Akademi Angkatan Udara),” tuturnya.
Dia mencatat Athan RI di Polandia yang terakreditasi di Kiev, Kolonel Sus Adi Triady adalah karbol AAU tahun 1999 sementara Athan RI di Rusia, Kolonel Pnb Budi Susilo adalah karbol tahun 1998. Sebagai catatan, titik keberangkatan Presiden adalah Warsawa, Polandia.
“Bisa jadi keberangkatan Presiden (Joko Widodo) melalui jalur darat menggunakan kereta adalah hasil saran Kolonel Sus Adi Triady kepada tim Paspampres. Kolonel Adi Triady punya pengalaman bertanggung jawab melakukan evakuasi warga Indonesia di Ukraina,” tutur Algooth.
Baca juga: Presiden RI Temui Putin dan Zelensky, Pengamat: Bentuk Diplomasi Nyata Jokowi
Dia mengingatkan kerja keras almarhum Duta Besar RI untuk Ukraina, Ghafur Dharmaputra dalam melakukan evakuasi 148 warga Indonesia yang tersebar di beberapa wilayah Ukraina hingga mencapai titik kumpul di Lviv, Odesa, dan Moldova
Kolonel Sus Adi Triady bersama tim Kementerian Luar Negeri harus melakukan negosiasi dan memastikan kedua pihak yang bertikai dapat memberikan koridor kemanusiaan bagi rombongan Merah Putih hingga dijemput tim Satbravo 90 Kopasgat TNI AU dan satu dokter Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma menggunakan pesawat Garuda Indonesia di Bucharest, Rumania.
Algooth mengingatkan momentum kunjungan Presiden Joko Widodo ke Rusia juga sangat tepat karena membawa misi membuka blokade Rusia terhadap Laut Hitam yang telah menyebabkan krisis bahan pangan di sejumlah negara yang menggantungkan diri pada gandum.
“Kunjungan Jokowi ke Moskow tepat ketika Rusia mengumumkan penarikan diri dari Pulau Ular yang menjadi titik strategis blokade Laut Hitam. Mundurnya Rusia menjadi peluang dibukanya kembali Pelabuhan di Odesa dan jalur pelayaran pengangkut komoditas pangan Ukraina,” tuturnya.
Pulau Ular atau Zmiinyi terletak dekat dengan mulut Sungai Danube bernilai strategis bagi Rusia karena tak jauh dari Transnistria, wilayah Moldova maupun dari Rumania, yang merupakan anggota aliansi militer negara-negara Barat, NATO.
Pulau berbatu yang telah diluluhlantakan bombardemen Rusia juga bernilai secara ekonomi karena tak jauh dari titik itu terdapat deposit minyak dan gas di Krymgazseti wilayah Simferopol, Krimea yang dicaplok Rusia pada 2014.
Anjungan migas lepas pantai di wilayah tersebut sebelumnya dioperasikan oleh perusahaan migas Ukraina Naftogaz, namun sejak 2014, diambil oleh perusahaan migas Rusia Chornomornaftogaz.
“Pada sisi lain, kedatangan Jokowi bisa menjadi kesempatan Rusia menyelamatkan muka mereka dari kekalahan di Pulau Ular. Hal ini terlihat dari pernyataan Moskow bahwa mereka memilih menyerahkan Pulau Ular tanpa syarat,” ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.