Peneliti CSIS: PKB-Gerindra Belum Bisa Disebut Berkoalisi Kecuali Koalisi Indonesia Bersatu
Kedekatan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Gerindra belum bisa dimaknai sebagai koalisi partai politik (parpol).
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Philips Vermonte menilai kedekatan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Gerindra belum bisa dimaknai sebagai koalisi partai politik (parpol).
Arah politik kedua partai tersebut juga berpotensi masih bisa berubah, tergantung dinamika politik jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Philips memberi contoh parpol yang dianggap sudah berkoalisi ialah Golkar, PAN, dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Hal itu lantaran KIB secara resmi sudah menandatangani perjanjian koalisi.
"Saya kira yang disebut koalisi mungkin baru KIB ya, karena mereka tanda tangan gitu," ujar dia, dalam acara Konferensi Pers dan Diskusi Hasil Survei Nasional CiGMark di Hotel Bintang Baru, Jakarta Pusat, Selasa (5/7/2022).
Baca juga: Tanggapan PDIP dan Demokrat Soal Peluang Koalisi, Tak Mungkin Terjadi?
Philips juga menilai parpol yang saat ini belum tergabung dalam KIB masih sebatas menjajaki arah angin politik.
Termasuk Gerindra dan PKB yang dianggap masih berupaya membangun koalisi politik.
"Kalau yang lain baru ketemu-ketemu aja gitu. Dan itu belum bisa kita bilang koalisi, tetapi bahwa mereka berusaha mencari partner saya kira itu bagian dari proses pembentukan koalisi," ucapnya.
Sebelumnya Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid berbicara soal perkembangan wacana koalisi PKB dengan Gerindra.
Jazilul mengatakan hubungan PKB dengan Gerindra makin dekat.
Padahal seperti diketahui PKB sepakat menggagas Koalisi Semut Merah (KSM) dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Namun koalisi ini dinilai rapuh mengingat basis massa kedua parpol berbeda.