Misi Perdamaian Presiden Jokowi Ke Ukraina dan Rusia Dinilai sebagai Inisiatif yang Cemerlang
Dino Patti Djalal mengapresiasi kunjungan Jokowi di tengah konflik antara Ukraina dan Rusia.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal mengapresiasi kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke negara yang sedang terlibat konflik antara Ukraina dan Rusia merupakan inisiatif yang brilian dari seorang kepala negara dalam rangka membawa misi perdamaian dunia.
“Misi perdamaian Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia yang adalah inisiatif Indonesia yang cemerlang & timely untuk coba akhiri Perang Ukraina," kata Dino dalam keterangannya dikutip Sabtu (9/7/2022)
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri era Presiden SBY itu mengatakan diplomasi yang dilakukan Presiden Jokowi itu membawa angin segar untuk mengakhir konflik sekaligus sebagai langkah awal membuka kembali jalur komunikasi yang sempat tersendat.
“Kunjungan Presiden Jokowi ini dapat berikan dinamika baru bagi proses perdamaian yang sedang tersendat yang dirintis Sekjen PBB dan Presiden Turki, sekaligus buka jalur komunikasi baru. Karenanya, misi perdamaian Indonesia ini adalah awal yang baik dan menimbulkan harapan,” ucapnya.
Dino pun berharap, apa yang telah dirintis Presiden Jokowi dalam merintis jalan perdamaian terus berlanjut sampai benar-benar perang berakhir, pasalnya jika perang terus berlanjut dampaknya akan semakin buruk.
“Ke depan, saya berharap upaya perdamaian Indonesia dengan Rusia dan Ukraina dapat berlanjut karena nampaknya situasi di medan perang akan semakin memburuk," ujarnya.
Lebih lanjut, Dino mengatakan upaya yang dilakukan Presiden Jokowi harus dilakukan berulang tidak cukup sekali, ia juga mendorong supaya mantan Gubernur DKI Jakarta itu bersurat kepada sejumlah pimpinan negara lain.
“Setelah kembali dari Rusia dan Ukraina, Presiden Jokowi perlu berkomunikasi dengan Sekjen PBB, Presiden Turki, Presiden Biden, Presiden Tiongkok Xi Jin Ping, maupun European Council Von Leyen. Dia juga perlu menulis surat kepada seluruh pimpinan ASEAN untuk memberikan briefing mengenai hasil kunjungan. Ini pasti akan diapresiasi para pemimpin Asia Tenggara,” katanya.
Mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat itu mengatakan Presiden Jokowi perlu menunjuk seseorang yang secara khusus merancang strategi perdamaian kedua negara.
“Kalau Indonesia serius sebagai juru damai, maka Presiden Jokowi perlu menunjuk seorang special envoy yang bisa secara khusus dan secara fokus mengurus hal ini,” pungkas dia.