Pesan Jusuf Kalla di Idul Adha 1443 H : 'Kita harus Bersatu dan Berkemanusiaan'
Jusuf Kalla mengingatkan, dalam momentum berkurban tahun ini, dia meminta kepada setiap warga masyarakat untuk bisa memanusiakan manusia
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Eko Sutriyanto
![Pesan Jusuf Kalla di Idul Adha 1443 H : 'Kita harus Bersatu dan Berkemanusiaan'](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jk-di-al-azhar123.jpg)
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) memberikan pesan perayaan Hari Raya Idul Adha 1444 H yang jatuh pada hari ini, Minggu (10/7/2022).
JK menyatakan, perlunya persatuan dan kebersamaan antar umat beragama sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
"Seperti khotbah yang disampaikan pak Khotib kita harus bersatu itu mengikuti Sunnah Rasulullah," kata JK saat ditemui awak media usai Ibadah Salat Idul Adha di Lapangan Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Minggu (10/7/2022).
JK juga mengingatkan, dalam momentum berkurban tahun ini, dia meminta kepada setiap warga masyarakat untuk bisa memanusiakan manusia.
Hal itu juga selaras dengan tema khotbah yang diangkat oleh panitia Idul Adha Al Azhar.
"Bagaimana menganjurkan untuk bersatu, dan berkemanusiaan, seperti itu," tukas JK.
Baca juga: Jusuf Kalla, Lukman Hakim dan Jimly Asshiddiqie Salat Idul Adha di Masjid Agung Al Azhar
Diketahui, Mantan Menteri Agama RI (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menjadi Khotib dalam ibadah salat Idul Adha yang digelar di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan.
Lukman membeberkan setidaknya ada tiga poin tantangan kehidupan umat manusia dalam beragama khususnya di Indonesia yang merupakan negara majemuk.
"Agama menasihatkan bahwa setiap manusia punya harkat, derajat, dan martabat yang harus senantiasa dilindungi dan dijunjung tinggi. Inti dan esensi pokok ajaran agama adalah memanusiakan manusia," kata Lukman Hakim dalam khotbah dengan tema 'Memanusiakan Manusia' di atas mimbar, Minggu (10/7/2022).
Adapun tantangan dalam beragama menurut Lukman yakni pertama, saat ini banyak manusia yang kehidupannya telah mengingkari nilai-nilai kemanusiaan.
Dirinya menilai, kekinian, sebagian besar manusia yang beragama justru hidupnya semakin eksklusif dan tidak mementingkan kehidupan orang lain.
"Fenomena beragama yang amat memprihatinkan seperti itu tak hanya mengganggu kehidupan keagamaan di tengah masyarakat yang majemuk, tetapi juga mengancam keutuhan keindonesiaan kita," ucap Lukman.
Tantangan kedua, Lukman menjelaskan,bahwa belakangan ini dirinya menilai sudah mulai muncul fenomena tafsir keagamaan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.