Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Nilai Ibadah Kurban Sarat Nilai-nilai Kebangsaan
Ketua Majelis Syura PKS Alhabib Dr. Salim Segaf Aljufri meresmikan Program PKS Tebar 1,5 Juta Paket Kurban di Kantor DPTP PKS Simatupang.
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Syura PKS Alhabib Dr. Salim Segaf Aljufri meresmikan Program PKS Tebar 1,5 Juta Paket Kurban di Kantor DPTP PKS Simatupang.
Acara diisi dengan beragam kegiatan mulai pemotongan hewan kurban, telewicara dengan DPW PKS seluruh Indonesia tentang penyelenggaraan dan distribusi kurban, pesan kebangsaan idhul adha dari Ketua Majelis Syura PKS, hingga makan sate bersama.
Dalam pesan kebangsaan Iduladha yang disampaikan di DPTP PKS tersebut, Salim Segaf menjelaskan pelajaran penting dari syariat kurban yang musti dipahami dan diteladani oleh seluruh masyarakat khususnya umat Islam.
Dia menekankan bahwa kurban secara faktual adalah bentuk kepedulian kepada sesama karena ada daging yang dibagikan.
"Ini bentuk konkret wawasan kebangsaan bahwa kita semua memiliki negeri ini, mencintai negeri ini, dengan kesiapan berbagi kepada sesama anak bangsa hingga pelosok-pelosok daerah," kata Salim dalam keterangan yang diterima, Selasa (12/7/2022).
PKS, dikatakan Salim, bukan banyak harta sehingga menghimpun 1,5 juta paket kurban tahun ini.
"Tapi, PKS mengerahkan seluruh anggota dewan dari pusat hingga daerah, gubernur, bupati dan walikota serta kader-kader PKS di berbagai tempat untuk mewujudkan semangat berbagi kepada rakyat melalui kurban," kata dia
"Alhamdulillah laporan yang saya terima target 1,5 juta paket itu sudah terlampaui. Semoga bermanfaat bagi penerima," lanjutnya
Pelajaran Kurban Untuk Bangsa
Dia mengatakan ibadah kurban adalah syariat Islam yang diambil dari peristiwa Nabiyullah Ibrahim yang diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih puteranya Nabiyullah Ismail.
Menurutnya, banyak pelajaran penting syariat kurban yang relevan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Yang pertama, Salim mengatakan peristiwa tersebut mengajarkan tentang ujian keimanan dan keiklasan seorang hamba untuk mengorbankan sesuatu yang sangat berharga dan dicintainya kepada Sang Kholik Pemilik Cinta yang sesungguhnya.
Ini sekaligus ajaran tentang ketahanan keluarga dimana Ibrahim berdialog dengan anaknya ketika perintah itu datang. Sangat indah dialognya sehingga tidak semena-mena memaksakan kehendak kepada anak dan ketahanan keluarga adalah pilar ketahanan nasional.