Satgas Covid-19: Pandemi Belum Berakhir, Masih Ada Potensi Lonjakan Kasus
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan pandemi belum berakhir karena masih ada potensi terjadinya lonjakan kasus di Indonesia.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan pandemi belum berakhir karena masih ada potensi terjadinya lonjakan kasus di Indonesia.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi mengatakan, kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga terjadi di beberapa negara lainnya.
Hanya Badan Kesehatan Dunia atau WHO yang berhak untuk menetapkan pandemi berakhir.
Hal ini disampaikan Sonny di Webinar Perubahan Perilaku Keluarga Besar TNI Angkatan Udara dengan tema 'Perilaku Adaptif di Masa Transisi Dari Pandemi Menuju Endemi', Rabu (13/7/2022).
Baca juga: Kasus Covid Naik, Pemerintah Harus Perketat Pintu Masuk Imigrasi Bandara dan Pelabuhan
"Jadi kalau salah satu negara terkendali, negara lain tidak terkendali terjadi lonjakan kasus, terjadi mutasi virus, mobilitas masyarakat terjadi juga, akhirnya yang terkendali tadi menularkan kembali yang terkendali," ujar Sonny.
Sonny mengatakan, kasus aktif di Indonesia belakangan kembali mencapai 20.000, meski ketersediaan tempat tidur di fasilitas kesehatan atau BOR, diangka 2,79 persen.
Positivity rate Indonesia telah mencapai 5,12 % , ini adalah angka diambang batas yang telah ditetapkan WHO.
Baca juga: Aturan Protokol Covid untuk Jemaah Haji Indonesia yang Pulang ke Tanah Air: Wajib Antigen Bila Demam
WHO menyatakan, kasus Covid-19 di suatu negara dikatakan terkendali jika positivity rate dibawah 5 % dan kasus harian dibawah 1:100.000 penduduk per hari.
Artinya, kasus Covid-19 Indonesia dikatakan terkendali jika kasus harian di bawah 2.700 perhari.
Namun angka terakhir kasus Covid-19 di Indonesia telah menyentuh angka 3000 kasus per hari.
"Kenapa kita tidak bisa menganggap remeh Covid-19, salah satunya karena tetap menimbulkan kematian," ujarnya.
Terjadi lonjakan kasus konfirmasi Covid-19, salah satunya dikarenakan masuknya subvarian omicron BA.4 dan BA.5 yang telah menyebar di 63 negara di dunia.
Kecenderungan mutasi terjadi pada saat lonjakan kasus. Oleh karenanya ia berharap tidak ada lagi lonjakan kasus yang signifikan.
Sonny menjelaskan, virus itu sendiri tidak melemah, hanya saja karena mayoritas penduduk dunia sudah divaksin, maka saat terinfeksi antibodi tubuh bisa merespon dengan baik.
Baca juga: Layanan Telekomunikasi Selamatkan Bangsa dari Pandemi Covid-19
Oleh karenanya, Indonesia harus mengejar ketertinggalan 18 % capaian vaksin dan mempercepat vaksinasi booster.
"Kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan, kita baru mencapai sekitar 62 - 63 % . Kalau jumlah penduduk kita 270 juta, penduduk kita yang di vaksin baru 169 juta untuk vaksin dosis lengkap. Berarti yang menerima vaksin dosis lengkap di Indonesia baru 62 % , padahal targetnya adalah bisa mencapai lebih dari 80 % ," ujarnya.