Seminar Pancasila Episode 1: Bahas Presidensi G20 Indonesia Hingga Korelasi Pidato Bung Karno 1960
Seminar Pancasila 2022 merupakan program hasil kolaborasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasial (BPIP) dan Kompas TV
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tepat pada 30 September 1960, presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno menyampaikan gagasan di depan para pemimpin negara di PBB yang berjudul ’To Build the World a New’ (Membangun Dunia Kembali).
Berdurasi 90 menit, peristiwa bersejarah 62 tahun silam di Gedung PBB, New York, Amerika Serikat, berhasil menggemparkan dunia pada masa itu.
Dalam pidatonya, Bung Karno secara berapi-api dan penuh semangat mengkritik konsep imperialisme dan kolonialisme yang digagas bangsa barat selama berabad-abad. Bung Karno juga menyampaikan dampak kedua sistem itu terhadap keberlangsungan dunia.
Dalam kesempatan yang sama, Bung Karno juga menguraikan filosofi Pancasila sebagai sebuah pilihan dalam kehidupan bernegara.
“Bung Karno menunjukkan bahwa tidak boleh ada lagi penjajahan di muka bumi. Di situlah beliau menawarkan Pancasila sebagai ideologi perdamaian dunia. Salah satu kekuatan Pancasila itu ada di konsep gotong royong yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan,” ucap Prof. Yudian mengutip pidato Bung Karno di rangkaian acara Seminar Pancasila 2022 Episode perdana berjudul “Relevansi Pidato Soekarno di Sidang Umum PBB tahun 1960: To Build the World a New” di Studio Kompas TV, Selasa (12/7/2022).
Program hasil kolaborasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasial (BPIP) dan Kompas TV ini dipandu news anchor KompasTV Frisca Clarissa dan dibuka dengan sambutan ketua BPIP Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D, serta menghadirkan narasumber inspiratif dari berbagai latar belakang.
Mereka di antaranya Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto, S.Sos., M.sc, Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri BPIP RI Darmansjah Djumala, S.E., M.A, sejarawan Bonnie Triyana, S.S., dan aktris Tissa Biani yang mewakili generasi muda.
Seminar ini juga secara daring dihadiri Wakil Presiden ke-6 RI Jenderal TNI (Purn.) Try Sutrisno dan 300 peserta dari berbagai universitas, yakni sejumlah perwakilan mahasiswa dari Universitas Indonesia, Politeknik Negeri Jakarta, dan Politeknik Kesehatan Jakarta.
Bung Karno dan Pancasila dari sudut pandang lintas generasi
Berangkat dari sisi sejarah, Bonnie Triyana menjelaskan posisi Indonesia dan Presiden Soekarno sehingga mendapat kesempatan berpidato pada sidang PBB tahun 1960 silam.
Pada masa itu, perang dunia baru berakhir sehingga dunia terbagi menjadi beberapa kutub, seperti timur dan barat atau sosialis dan komunis.
Bung Karno tidak hanya mengkritik ideologi yang sedang berlangsung secara tajam, tetapi juga menawarkan solusi untuk mendamaikan dunia pasca Perang Dunia II.
Bung Karno berpendapat, Pancasila dapat menjadi landasan, pedoman, dan pendamping manusia untuk menciptakan perdamaian dalam dunia baru yang lebih baik.
Dari sudut pandang generasi muda, aktris dan pegiat seni Tissa Biani memberikan komentar terkait Pancasila dan Bung Karno.
Menurut Tissa, Presiden RI pertama tersebut merupakan role model yang memiliki kepercayaan yang tinggi bahwa anak muda dapat memberikan perubahan besar.
“Karena itu, sebagai salah satu bagian dari generasi muda Tanah Air, kita harus terus memiliki semangat Pancasila untuk melakukan perubahan yang baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Pentingnya Pancasila dalam kehidupan berkebangsaan
Hadir dalam acara tersebut, Prof. Yudian memaparkan pentingnya pedoman hidup Pancasila bagi hidup berkebangasaan saat ini.
Ia menegaskan Pancasila berpotensi menjadi kekuatan tersendiri sehingga mampu menjadi contoh bagi negara lain di dunia.
“Implementasinya di masa kini, terutama dalam rangkaian kegiatan G20, pemerintahan Indonesia kerap mendapat pujian dari berbagai belahan dunia. Hal ini menunjukkan Pancasila sebagai dasar negara memiliki kemampuan menjaga stabilitas Indonesia di tengah perubahan dunia,” ujar Prof. Yudian.
Pancasila jadi jawaban konflik geo politik dunia
Andi Widjajanto, yang hadir dalam acara tersebut menjabarkan, beberapa konteks yang disampaikan Bung Karno tahun 1960 serta korelasinya dengan perjuangan saat ini.
Pertama, Bung Karno menegaskan komitmen Indonesia memperjuangkan kemerdekaan semua bangsa dengan bersikap antipenjajahan dan antikolonialisme.
Kedua, Bung Karno mengungkapkan pentingnya kesetaraan antarnegara sehingga tidak boleh ada pemaksaan untuk berpihak. Menurut Andi, Bung Karno pada pidatonya meyakini bahwa Pancasila bersifat universal yang memiliki inti perdamaian.
Maka itu, Pancasila bisa menjadi solusi untuk masalah-masalah yang muncul akibat pertarungan geopolitik antar negara-negara besar.
“Saya melihat sebagian besar yang disampaikan oleh Bung Karno 1960 itu sangat relevan dengan apa yang terjadi sekarang. Sebagai contoh, G20 dengan misi recover together di mana kita berharap pemulihan dari pandemi Covid-19 segera terlaksana,” ujar Andi.
Namun, dengan adanya konflik dari negara-negara besar, seperti Amerika Serikat dan Cina, serta konflik Rusia-Ukraina mengakibatkan pemulihan tidak bisa lekas terjadi.
Menurut Andi, Indonesia sebagai tuan rumah G20 mestinya mampu mewadahi negara-negara tersebut untuk duduk bersama lalu membawa dunia keluar dari krisis karena pandemi Covid-19.
Peranan Pancasila pada Presidensi G20 Indonesia
Darmansjah Djumala dalam kesempatan sama menjabarkana dua poin penting yang diyakini telah dibawa para Diplomat RI dalam agenda dan pembahasan G20 tahun ini.
Pertama, multilaterisme yang berkaitan dengan dialog untuk mengadakan musyawarah dan gotong royong. Sesuai dengan nilai Pancasila, musyarawah untuk mufakat dilakukan oleh para diplomat Indonesia untuk mempertemukan berbagai negara dalam satu forum di G20.
Kedua, potensi krisis pangan dan rantai pasok global akibat isu yang sedang memanas belakangan ini. Dalam isu ini nilai kemanusiaan berperan besar sehingga diperlukan nilai-nilai Pancasila yang mendorong para pemimpin untuk bersatu membahas berbagai permasalahan.
Sekretaris Dewan Pengarah BPIP Mayor Jenderal TNI (Purn.) Wisnu Bawa Tenaya, S.I.P. mengatakan, momen G20 sangat mungkin menjadi ajang menyuarakan kembali dan menyampaikan pidato Bung Karno terkait nilai-nilai positif Pancasila.
Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP Jenderal TNI (Purn.) Try Sutrisno menyampaikan harapan terkait kondisi Indonesia saat ini dan usai G20 berlangsung.
Wakil Presiden RI ke-6 ini secara khusus menyampaikan tanggapannya kepada generasi muda Indonesia yang akan meneruskan perjuangan para pendahulu.
“Saya ingin mengingatkan tentang karakter bangsa masa depan yang perlu dicatat generasi muda. Pertama, harus berketuhanan Yang Maha Esa. Kedua, memiliki tujuan hidup memiliki tujuan hidup yang berguna bagi pribadi keluarga masyarakat dan bangsanya,” ujar Try Sutrisno.
“Berikutnya, memiliki kejujuran, disiplin, etika, dan kepatuhan hukum yang tangguh. Lalu, memiliki perhatian kepada sains, teknologi, dan informasi serta beriorientasi ke masa depan dan pandai mengatur waktu,” tambahnya.
Diskusi ini menghadirkan sesi tanya jawab, salah satunya datang dari mahasiswa Universitas Indonesia.
Pertanyaan tersebut berkaitan dengan cara menjaga semangat Pancasila dalam diri anak muda zaman sekarang, terutama karena banyaknya perilaku maupun pergaulan yang bertentangan langsung dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
Dr. Darmansjah menjelaskan, mempelajari sejarah bangsa sendiri merupakan hal yang penting karena hal itu memegang kunci mengapa sebuah negara bisa bertumbuh maju hingga sekarang.
Melihat kondisi dan keadaan berbagai negara yang sedang hancur karena peperangan, sudah seharusnya kita sebagai masyarakat Indonesia turut mengapreasiasi bahwa Indonesia terus maju dengan semangat gotong-royong karena berpegang teguh pada Pancasila.
Menjawab pertanyaan lain, Tissa Biani menuturkan pentingnya memilih pergaulan yang baik. Menurut Tissa, pertemanan bisa dibangun secara positif dan berdampak positif pula.
Acara ini pun ditutup dengan pembacaan puisi oleh Romo Benny Susetyo dan penampilan Manshur Angklung yang memadukan alat musik angklung dengan musik modern.
Akan ditayangkan secara on air di KompasTV pada Minggu, 17 Juli 2022, diharapkan kehadiran seminar series Pancasila diharapkan dapat menjadi sosialiasi berkualitas dan efektif terkait visi misi BPIP membumikan Pancasila.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.