Desak Pimpinan Polri Usut Intimidasi Wartawan, Komite Keselamatan Jurnalis : Ada Upaya Melawan Hukum
KKJ mendesak Kapolri dan Kapolda Metro mengusut dugaan tindak intimidasi yang dialami dua jurnalis saat meliput di sekitar rumah Irjen Ferdy Sambo.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) mendesak Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengusut dugaan tindak intimidasi yang dialami dua jurnalis.
Diketahui, kedua jurnalis dari media online nasional diduga mendapat intimidasi oleh tiga orang tak dikenal saat sedang melakukan peliputan insiden baku tembak di area rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Atas adanya tindakan itu, Koordinator KKJ Erick Tanjung mengecam perilaku intimidasi dan mendesak pimpinan Polri untuk mengusut.
"Mendesak Kapolri dan Kapolda Metro Jaya mengusut kasus tersebut karena intimidasi terhadap jurnalis saat melakukan kerja-kerja jurnalistik," kata Erick saat dimintai tanggapannya oleh awak media, dikutip Jumat (15/7/2022).
Jika tindakan tersebut terbukti merupakan sebuah intimidasi maka kata Erick, oknum yang diduga sebagai polisi tak berseragam tersebut dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum.
Hal itu sebagaimana telah diatur dan tertuang dalam Undang-Undang Pers Pasal 18 ayat 1 UU Nomor 44 tahun 1999.
"Sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 18 ayat (1) UU Pers Nomor 40/1999, bahwa setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi kerja jurnalistik dipidana penjara paling lama 2 tahun atau denda Rp500 juta," tukasnya.
Sebelumnya, Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) mengecam dugaan tindakan intimidasi yang dialami dua orang jurnalis saat meliput di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Fredy Sambo kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (14/7/2022).
"KKJ mengecam tindakan intimidasi yang dialami Jurnalis CNNIndonesia.com dan 20Detik oleh tiga pria (yg diduga kuat anggota kepolisian) saat meliput kasus penembakan Brigadir J di komplek polri duren tiga dekat rumah Kadiv Propam," kata Koordinator KKJ Erick Tanjung saat dimintai tanggapannya, Kamis (14/7/2022)
Tindakan intimidasi ini diduga oleh KKJ dilakukan oleh anggota kepolisian yang saat itu berada di lokasi atau area rumah Kadiv Propam.
Atas tindakan ini, KKJ mendesak Kapolri dan Kapolda Metro Jaya untuk mengusut insiden tersebut.
Baca juga: AJI Jakarta-LBH Pers Desak Kapolri Usut Intimidasi Jurnalis saat Meliput Kasus di Rumah Ferdy Sambo
Tak hanya itu, Erick mengimbau kepada semua pihak untuk dapat menghargai kerja-kerja jurnalistik dan menghormati kebebasan pers di Indonesia.
"Jurnalis dalam menjalankan tugasnya dilindungi oleh hukum sesuai Pasal 8 UU Pers Nomor 40/1999," ucapnya.
KKJ kata Erick juga meminta kepada kantor media untuk menjamin dan memantau keselamatan jurnalis yang meliput ke lapangan.
"Khususnya kasus yang berpotensi untuk terjadinya ancaman fisik maupun psikis," tukas Erick.
Diketahui, dua orang wartawan media nasional menjadi korban intimidasi oleh orang tidak dikenal (OTK) saat meliput di sekitar rumah Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo, Kamis (14/7/2022).
OTK itu mengintimidasi dengan menghapus foto dan video oleh tiga orang berkaos hitam dengan perawakan tegap dan berambut cepak.
Salah satu wartawan yang tidak mau disebutkan namanya menyebut awalnya dia bersama rekannya hendak mewawancarai Ketua RT O5 RW 01, Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
"Pertama ke rumah Pak RT kan, didatenginnya sama Ibunya yang keluar, nanya-nanya kan, katanya Bapaknya itu nggak mau ngomong lagi," kata wartawan tersebut, Kamis (14/7/2022).
Baca juga: Usut Kejanggalan, Kompolnas Bakal Temui Keluarga Brigadir J, Tampung Semua Saran dan Keluhan
Di rumah Pak RT kedua wartawan itu mendapatkan informasi jika kediaman rumah Pak RT didatangi lima orang polisi pada Rabu (13/7/2022) malam.
Setelah selesai, keduanya kembali berjalan untuk mencari saksi lain bernama Asep yang diketahui seorang petugas kebersihan.
"Ketemu lah Pak Asep lah di pertigaan tuh di pinggir jalan. Oh iya saya Pak Asep, oh ya udah. Sambil wawancara tuh sempat ada orang nyamperin, manggil si Pak Asep, terus ya udah kita lanjut wawancara tuh sama Pak Asep sambil videoin segala macam," ucapnya.
Di tengah wawancara, datang lagi tiga orang berbaju hitam itu langsung mengambil handphone kedua wartawan itu dan menghapus foto hingga video.
Di samping itu, tas keduanya juga diperiksa oleh orang tidak dikenal tersebut.
"Pas udah agak jauh, disamperin lagi tuh bertiga. Langsung 'sini mana handphonenya mana handphonenya.' Langsung dihapus-hapusin (videonya). Ada 3 video," ucapnya.
Hingga berita ini dimuat, Tribunnews.com belum mendapatkan konfirmasi soal adanya dugaan intimidasi terhadap wartawan tersebut dari pihak kepolisian.