Pengamat Sebut Koalisi Indonesia Bersatu Incar Suara Akar Rumput Jokowi
Pengamat Politik Teguh Yuwono menyebut Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) ingin mendapat dukungan dari pemilih Jokowi.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Teguh Yuwono menyebut langkah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi sebagai upaya untuk mendapat dukungan dari pemilih Jokowi.
Pengamat Politik Universitas Diponegoro tersebut mengatakan Jokowi memiliki suara akar rumput sangat besar.
Sehingga, wajar Airlangga Hartarto menyebut nama Jokowi dalam rangka mempengaruhi pemilih Jokowi.
"Saya kira dalam politik, klaim politik itu sesuatu yang biasa dan wajar. Misalnya KIB menggunakan kata-kata legacy presiden Jokowi, itu kan satu upaya untuk mempengaruhi pemilih karena bagaimanapun Pak Jokowi punya grass root, pemilih akar rumput politik yang besar," kata Teguh Yuwono kepada wartawan, Kamis (14/7/2022).
Melanjutkan warisan presiden, akan menjadi dukungan psikologis untuk KIB mendapatkan dukungan masyarakat.
Baca juga: Satu Partai Politik yang Bakal Gabung KIB Masih Misteri, PAN: Masih PDKT, Belum Ijab Kabul
Namun, Teguh mengatakan, pernyataan ini perlu diperkuat oleh team Presiden Jokowi sebagai validasi.
Adapun KIB beranggotakan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Mereka memiliki hubungan baik dengan pemerintah maupun Partai pemenang pemilu, PDIP.
"Di situ ada perekatnya, ketika KIB membicarakan legacy presiden, Jokowi sendiri terikat dengan Bu Mega, sangat mungkin KIB menjadi poros baru atau bergabung dengan PDIP,” ujarnya.
Baca juga: Pengamat: Partai Demokrat Paling Berpeluang Gabung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) daripada PKS
Airlangga sendiri mengatakan, KIB merupakan koalisi yang inklusif, terbuka untuk partai mana saja.
Bahkan kabarnya ada satu partai lagi yang akan bergabung dengan KIB.
Dalam dunia politik, dikenal istilah The Art of Possibility, selama belum didaftarkan, masih bisa pendekatan dan bongkar pasang.
"Walaupun suara rakyat sudah kelihatan kemana, trend-nya, tinggal gimana pilihan itu diambil partai politik," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.