Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Rahmah, Wanita Lulusan SMA Sukses Bawa Kopi Gayo Mendunia

Rahmah membagikan pengalamannya terjun ke dunia bisnis kopi hingga bisa merambah dunia internasional.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Cerita Rahmah, Wanita Lulusan SMA Sukses Bawa Kopi Gayo Mendunia
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Ketua Koperasi Ketiara Coffee Gayo, Rahmah saat berdialog dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra yang bertindak sebagai host dalam acara peluncuran portal TribunGayo.com, Kamis (21/7/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Koperasi Ketiara Coffee Gayo, Rahmah membagikan pengalamannya terjun ke dunia bisnis kopi hingga bisa merambah dunia internasional.

Dalam sesi dialog peluncuran portal TribunGayo.com, Rahmah berkisah dirinya yang hanya lulusan SMA memulai usaha dengan membuka usaha kecil-kecilan jual beli cerry atau biji kopi gelondongan.

Usahanya itu dimulai sejak tahun 2009 lalu, khusus untuk biji kopi gayo.

"Jadi Rahmah mulai dari nol, beli glondong jual gabah (HS). Gabah itu setelah dikupas kulitnya, itu namanya gabah," kata Rahmah saat berdialog dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra yang bertindak sebagai host, Kamis (21/7/2022).

Adapun, acara peluncuran turut diisi kegiatan webinar hybrid dengan mengangkat tema 'Bangga Pariwisata dan Kopi Gayo'.

Baca juga: Dubes Belanda: Potensi Kopi Gayo Masih Bisa Dioptimalkan, Sehari Konsumsi Empat Cangkir

Rahmah kemudian menceritakan proses biji kopi gayo yang akan siap dijual.

Berita Rekomendasi

Biji kopi yang telah dikupas kulitnya lalu dijemur hingga memiliki kadar air 40 persen.

Setelah itu, ditumbuk namanya kehaler menjadi labu.

Dari labu kemudian dijemur menjadi green bean namanya asalan.

Dari asalan masuk ke mesin untuk membuang debu dan kulit.

Baca juga: Wamendes Budi Arie: TribunGayo.com Diharapkan Turut Promosikan Kopi Gayo ke Seluruh Dunia

Ia yang tergabung dalam koperasi, dibantu ibu-ibu anggota koperasinya melakukan sortir dan penyimpanan atau biasa orang gayo sebut biji kopi 'ditidurkan satu malam'.

"Kita tidurkan satu malam, setelah tidur satu malam besoknya baru kita masukin dalam goni, baru eksport. Di situlah dapat kualitas kopi terbaik," ungkapnya.

Sementara, Rahmad baru mengembangkan bisnisnya ke pasar internasional pada tahun 2013.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas