Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perbedaan Cacar Monyet dengan Cacar Biasa

Gejala cacar monyet dan cacar pada manusia hampir mirip. Apa perbedaan cacar dengan cacar monyet?

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Daryono
zoom-in Perbedaan Cacar Monyet dengan Cacar Biasa
freepik
Monkeypox atau cacar monyet Gejala cacar monyet dan cacar pada manusia hampir mirip. Apa perbedaan cacar dengan cacar monyet? 

Vaksinnya sama dengan vaksin cacar air.

Cukup diberikan satu kali untuk seumur hidup.

Baca juga: Wapres Maruf Pastikan Cacar Monyet Belum Masuk ke Indonesia

Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan, Moh. Syahril dalam keterangan pers "Update Perkembangan Cacar Monyet di Indonesia yang disiarkan secara daring pada Rabu (27/7/2022) menyebutkan bahwa hingga saat ini belum ditemukan kasus konfirmasi Monkeypox di tanah air.

"Alhamdulillah, sampai saat ini belum ditemukan kasus Monkeypox di Indonesia. Sebelumnya, ada 9 kasus yang diduga terinfeksi Monkeypox. Usai dilakukan pemeriksaan PCR, kesembilan orang tersebut dinyatakan negatif Monkeypox," kata Jubir Syahril.

Untuk pencegahan ditingkat masyarakat, Jubir Syahril mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan diri dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun/alkohol, menggunakan masker serta membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Prokes, kata Jubir Syahril masih menjadi cara paling ampuh untuk mencegah Monkeypox mengingat karakteristiknya yang hampir mirip dengan Covid-19, yakni self limiting disease atau bisa sembuh sendiri dengan gejala yang muncul sekitar 2 sampai 4 minggu serta belum adanya obat khusus ataupun vaksin untuk Monkeypox.

"Prokes adalah kebutuhan wajib kita untuk menghindari penularan baik dari Covid-19 maupun penyakit infeksi emerging lainnya termasuk Monkeypox dan Hepatitis Akut," pesan Jubir Syahril.

Berita Rekomendasi

Walaupun gejalanya cenderung ringan bahkan sembuh sendiri, Monkeypox bisa menjadi penyakit derajat berat dan berpotensi menyebabkan komplikasi penyakit seperti infeksi sekunder, bronkopneumonia, sepsis, dan ensefalitis.

Infeksi kornea sehingga menyebabkan kebutaan manakala tidak segera mendapatkan penanganan medis.

"Apabila mengalami gejala demam dan ruam, harap memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat jika mengalami gejala serupa," pungkas Jubir Syahril.

(Tribunnews.com, Widya) (Kompas.com, Mela Arnani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas