2000 Warga Diundang Hadiri Peringatan HUT RI di Istana, Ini Syaratnya
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan 2.000 masyarakat akan diundang dalam Upacara Detik-Detik Proklamasi.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istana Kepresidenan menggelar peringatan HUT RI ke-77 di Istana Kepresidenan, Jakarta pada 17 Agustus Mendatang.
Peringatan kali ini digelar secara terbuka menyusul membaiknya kondisi pandemi Covid 19.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan 2.000 masyarakat akan diundang dalam Upacara Detik-Detik Proklamasi.
Sementara itu, sebanyak 3.000 masyarakat akan diundang pada Upacara Penurunan Bendera di sore hari.
"Kita tambahkan pada tahun ini juga kita mengundang masyarakat terbatas masih terbatas, kurang lebih 1.000 sampai 2.000, kurang lebih 2.000-an di pada pagi hari. Dan di 2.000 sampai 3.000 di sore hari," kata Heru dalam konferensi pers, Senin (1/8/2022).
Baca juga: Istana Undang Menteri dan Mantan Presiden dan Wapres pada Peringatan HUT RI ke-77
Heru mengatakan masyarakat yang akan mengikuti peringatan HUT RI harus mendaftar terlebih dahulu.
Masyarakat yang terlebih dahulu mendaftar sampai batas kuota yang ditentukan nantinya akan dikirimkan undangan.
“Diluar itu mungkin secara otomatis sistem itu tertutup,” katanya.
Karena peringatan hari kemerdekaan kali ini masih digelar dalam suasana Pandemi Covid 19, pihak istana akan menerapkan protokol Kesehatan yang ketat.
Masyarakat yang menghadiri langsung upacara HUT ke-77 RI di Istana harus sudah menerima vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster. Selain itu, masyarakat wajib melakukan tes swab antigen.
"Yang pertama, adalah masyarakat tentu saja harus telah divaksin booster. Kemudian, juga untuk masyarakat umum lainnya kami sampaikan juga untukk swab antigen," kata Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden Yusuf Permana.
Selain itu pihaknya kata Yusuf akan menyiapkan barcode di sejumlah pintu-pintu masuk.
Nantinya, masyarakat yang akan mengikuti peringatan HUT RI harus melakukan scan barcode sebelum masuk ke lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta.
"Jadi, sekali lagi kami ingin menjadi contoh bagi pihak eksternal bahwa kami di Istana menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat," katanya.