Satgas IDI: Ada Permintaan Vaksin Monkeypox dari Kelompok Gay
Satgas Monkeypox mengatakan ada dua permintaan terkait vaksin cacar monyet dari kelompok gay.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ketua Satgas Monkeypox atau cacar monyet Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Hanny Nilasari SpKK mengaku, ada dua permintaan terkait vaksin cacar monyet dari kelompok gay.
Hanny mengatakan, mereka memiliki kekhawatiran dan merasa lebih berisiko terpapar cacat monyet, lantaran banyak kasus dilaporkan di dunia terjadi pada kelompok tersebut.
Baca juga: Cacar Monyet Sebabkan Kematian di India, Bagaimana Pencegahan Monkeypox di Indonesia?
"Sudah ada dua orang yang menghubungi saya menanyakan vaksinasi sebelum mereka kemungkinan tertular, karena merasa sangat berisiko," katanya dalam webinar PB IDI, Selasa (2/8/2022).
Namun ia mengatakan, sampai saat ini belum ada satupun rekomendasi vaksin yang diterbitkan oleh Badan POM RI.
"Tetap diketahui vaksin monkeypox ini belum diapprove oleh BPOM RI, meskipun sudah ada rekomendasi dari CDC dan WHO," tambahnya
Diketahui Monkeypox bukanlah penyakit baru layaknya Covid-19. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark.
Hingga 29 Juli 2022, telah terdapat 76 negara yang melaporkan kejadian monkeypox di seluruh dunia, dengan total kasus konfirmasi monkeypox 22.485 kasus di seluruh dunia, dimana 22.141 kasus terjadi di negara nonendemis.
Baca juga: Perbedaan Cacar Monyet dengan Cacar Biasa
Amerika Serikat mencatat angka kasus monkeypox tertinggi yakni sebesar 4,906 kasus.
Di ASEAN, hingga akhir JUli 2022, Singapura telah melaporkan 11 kasus konfirmasi, Thailand melaporkan 2 kasus konfirmasi, dan Filipina melaporkan 1 kasus konfirmasi.