Investasi Hijau Jadi Konsep Pemulihan Ekonomi secara Lebih Baik dan Berkelanjutan
Ada 47 proyek investasi berkelanjutan senilai Rp150 triliun yang telah dipetakan untuk memudahkan investor mengambil keputusan dalam berinvestasi
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Eko Sutriyanto
Bagi Nurdiana, penting bagi kabupaten memiliki strategi penerapan praktik hijau yang tidak hanya baik bagi lingkungan tetapi juga masyarakat luas.
"Dalam upaya memperoleh bahan baku, kami mendorong para pemasok untuk turut menerapkan praktik bisnis yg berkelanjutan, termasuk para pemasok kami yg tersebar di banyak kabupaten di Indonesia. Upaya menerapkan praktik yang berkelanjutan sejalan dengan strategi keberlanjutan kami yang dinamakan Unilever Compass," sebutnya.
Baca juga: Toyota Buka Opsi Perkenalkan Mobil Listrik BZ4X ke Konsumen Indonesia Usai KTT G20
Bupati Kabupaten Siak, Alfedri pada paparannya menyampaikan, Kabupaten Siak terus mengembangkan skema pendanaan inovatif sebagai pengejawantahan Siak Hijau.
Salah satu langkah yang diambil pihaknya adalah membuat Siak Jurisdictional Investment Outlook 2022: Commodity Conservation and Collaboration, sebagai etalase penghubung bagi Kabupaten Siak kepada investor pendanaan hijau.
"Ini dapat terjadi semangat kolaborasi multipihak baik dari Pemkab, masyarakat, dan swasta dengan semangat menjaga lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas," ujarnya.
Memasuki sesi akhir executive dialogue, turut dilaksanakan pula soft launching Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan (IDSDB).
Menurut Herman Suparman selaku Direktur Eksekutif KPPOD sekaligus Koordinator Konsorsium Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan, program Indeks tersebut dirancang sebagai wujud kolaborasi multipihak untuk mendorong percepatan implementasi prinsip pembangunan berkelanjutan dan rendah karbon di daerah.
IDSDB diharapkan dapat berlaku sebagai salah satu landasan dalam pola pembangunan nasional dandaerah, maupun acuan insentif publik dan non-publik bagi daerah yang telah lebih maju dalam praktik keberlanjutan.
“IDSDB dipertajam dengan melengkapi variabel yang secara langsung dapat menunjukkan sejauh mana prinsip pembangunan berkelanjutan dan rendah karbon diterapkan oleh daerah. IDSDB diharapkan menjadi landasan dalam pola pembangunan nasional dan daerah, maupun acuan insentif publik dan non-publik bagi daerah yang telah lebih maju dalam praktik keberlanjutan,” tuturnya.
Selain executive dialogue, juga dilaksanakan kegiatan Coaching Clinic.
Dengan kombinasi metode Human Library (Pustaka Cerita), Diskusi Kelompok dan Kertas Kerja Interaktif, kegiatan ini terbagi dalam 3 breakout room, yaitu Klinik Peningkatan Kapasitas: Akses Insentif Daerah (Publik & Non-Publik), Klinik Peta Peluang Investasi Hijau di Kabupaten, dan Klinik Peningkatan Kapasitas Pencegahan Kebencanaan dan Peningkatan Ketangguhan.
Melalui kegiatan klinik konsultasi dan peningkatan kapasitas ini, daerah juga berkesempatan untuk berjejaring dan mendengar langsung dari praktisi dan ahli.
Berangkat dari hal ini, diharapkan kesempatan dan peluang untuk peningkatan kapasitas daerah, pemetaan potensi investasi di daerah, dan bermitra dengan praktisi dapat tercapai, khususnya dengan penekanan pada investasi yang ramah lingkungan dan berdampak sosial.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.